Apa itu Rongga Glenoid?

Rongga glenoid, juga dikenal sebagai fossa glenoid skapula, adalah lekukan di tulang belikat, atau skapula, di mana bagian atas tulang lengan atas atau humerus yang berbentuk bola, diatur. Bahu memiliki tiga sendi. Salah satu sendi itu, yang disebut sendi glenohumeral, adalah bola dalam sendi soket dan rongga glenoid adalah bagian soket dari sendi ini. Fungsinya adalah untuk memungkinkan kepala humerus berputar secara luas di sekitar titik bahu. Tulang, tendon dan otot, dalam kombinasi dengan sendi, juga memungkinkan tubuh bagian atas untuk menarik, mendorong dan mengangkat benda dan tanpa soket ini bahu akan memiliki mobilitas terbatas.

Sementara sendi bola dan soket, seperti sendi pinggul, dapat menahan dan menopang berat badan yang cukup besar, sendi bahu mengorbankan sebagian stabilitasnya untuk rentang gerak yang lebih luas. Peningkatan fleksibilitas sendi bahu disebabkan oleh tendon dan ligamen yang lebih halus di area ini. Selain itu, kepala humerus secara proporsional jauh lebih besar daripada rongga glenoid, sehingga rentan untuk keluar.

Baik rongga glenoid dan humerus ditutupi oleh tulang rawan untuk memungkinkan gerakan tanpa gesekan di dalam sendi. Tulang rawan juga membantu membuat rongga dangkal rongga glenoid agak lebih kuat. Pada sendi glenohumeral, tulang rawan yang mengelilingi kepala humerus tebal pada titik di mana ia menyentuh pusat rongga. Sebaliknya, rongga glenoid memiliki kerah tulang rawan yang mengelilinginya yang disebut labrum. Labrum membungkus bagian tulang rawan yang menebal di kepala humerus membuat soket sepintas ini cukup kuat.

Cedera yang paling umum yang melibatkan rongga ini adalah patah tulang, kerusakan labrum atau dislokasi sendi. Fraktur glenoid adalah pecahnya soket glenoid yang mengakibatkan rasa sakit dan pembengkakan yang mencegah orang yang terluka mengangkat lengan atau menjulurkannya ke seluruh tubuh. Jenis fraktur ini diobati dengan mobilisasi selama penyembuhan atau pembedahan dengan sekrup tulang.

Kerusakan atau robekan labrum akan menghasilkan penurunan rentang gerak pada bahu, nyeri hebat dan bahkan bunyi klik selama rotasi bahu. Untuk memperbaiki tulang rawan, istirahat dan obat anti-inflamasi digunakan untuk mengurangi pembengkakan, diikuti dengan terapi fisik. Ketika kerusakannya parah, operasi arthroscopic mungkin diperlukan untuk memperbaiki air mata.

Rasa sakit dan sering tidak bergunanya bahu setelah dislokasi sering membuat cedera ini cukup jelas. Bahu yang terkilir perlu dipindahkan oleh seorang profesional medis dan bahu harus dijaga agar tidak bergerak sampai dokter dapat dihubungi. Setelah sendi telah muncul kembali, bahu bergerak sementara tendon dan otot sembuh.