Merokok berantai umumnya mengacu pada individu yang sering merokok. Definisi yang lebih akurat adalah seseorang yang merokok satu demi satu, sering menggunakan rokok lama untuk menyalakan yang baru. Merokok berantai paling sering mengacu pada rokok tetapi dapat mencakup pipa dan cerutu.
Merokok berantai sering kali merupakan tanda kecanduan. Kecanduan merokok, seperti semua kecanduan, sulit dikalahkan. Nikotin adalah bahan kimia yang menyebabkan kecanduan dengan merangsang pusat kesenangan otak pada beberapa tingkatan. Sementara efek merokok berada pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada obat adiktif lainnya, pengguna akan mengembangkan toleransi yang memungkinkan mereka untuk mengonsumsi nikotin dalam jumlah yang lebih banyak tanpa menjadi sakit. Merokok berantai memberi pengguna sumber nikotin konstan yang menurut pengguna menenangkan dan merangsang pada saat yang bersamaan.
Kebanyakan perokok, termasuk mereka yang terlibat dalam rantai rokok, ingin berhenti. Bahkan, diperkirakan mereka yang akhirnya berhasil berhenti telah mencoba sebanyak tujuh kali sebelum akhirnya berhenti untuk selamanya. Non-perokok harus memahami bahwa merokok bukanlah kebiasaan, itu kecanduan.
Nikotin, penyebab kecanduan merokok, adalah insektisida dan sama adiktifnya dengan heroin atau kokain. Meskipun demikian, itu bukan karsinogen. Kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, dan penyakit peredaran darah lainnya disebabkan oleh konsumsi tembakau, tar, dan karbon monoksida dalam rokok.
Faktor fisik dan psikologis memainkan peran utama dalam kecanduan merokok. Nikotin bekerja di otak mengganggu aliran informasi yang normal. Otak akan melawan gangguan ini tetapi penyesuaiannya seringkali lambat. Tanpa nikotin, otak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan kembali ke fungsi normal. Periode penyesuaian ini disebut sindrom penarikan.
Faktor psikologis juga terjadi seiring waktu ketika seorang perokok belajar kapan dan bagaimana merokok untuk mendapatkan efek maksimal dari obat nikotin. Merokok berantai sering kali membuat perokok merasa bahwa tindakan merokok itu sendiri merupakan sumber kesenangan dan kelegaan yang konstan. Ini bisa membuat berhenti menjadi lebih sulit.
Terlepas dari kemungkinannya, berhenti adalah hal paling sehat yang dapat dilakukan seorang perokok. Sebenarnya manfaat berhenti bisa terlihat segera setelah 20 menit dari rokok terakhir yang dihisap. Perokok yang mampu berhenti sebelum atau selama 40-an mengurangi risiko kanker hingga 90%. Tumbuhnya industri produk nikotin yang lebih aman, yang menyediakan perbaikan yang dibutuhkan perokok, berarti bahwa tidak ada perokok yang harus menderita berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan merokok.