Transposon adalah potongan DNA yang bergerak, atau dapat berpindah ke tempat yang berbeda dalam informasi genetik sel. Dengan pindah ke lokasi baru dalam genom sel, transposon dapat menyebabkan terjadinya mutasi, serta mengubah jumlah DNA yang ditemukan di dalam sel. Mereka juga disebut sebagai gen pelompat, dan dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu transposon kelas II dan transposon kelas I, atau retrotransposon. Perbedaan antara kedua kelas ini berkaitan dengan bagaimana mereka bergerak; retrotransposon memiliki proses pergerakan dua langkah.
Metode pergerakan segmen DNA adalah bagaimana transposon diklasifikasikan ke dalam setiap kategori. Transposon kelas II adalah potongan DNA yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Pergerakan transposon kelas I, atau retrotransposon, jauh lebih kompleks, dan melibatkan dua langkah untuk pergerakan segmen DNA.
Langkah pertama untuk pergerakan retrotransposon adalah membuat segmen RNA melalui transkripsi sepotong DNA. RNA sekarang bebas bergerak di seluruh genom karena tidak terikat pada untai DNA. Ketika RNA mencapai lokasi baru, enzim spesifik, yang disebut reverse transcriptase, membuat untai DNA baru berdasarkan segmen RNA. Potongan DNA baru ini kemudian dilekatkan ke lokasi baru di dalam genom.
Ketika retrotransposon ditranskripsi kembali ke segmen DNA dari salinan RNA, biasanya memiliki pengulangan terminal panjang (LTRs) di akhir urutan DNA. LTR terdiri dari pengulangan urutan basa yang panjangnya bisa ratusan atau bahkan ribuan. Mereka biasanya mengelilingi bagian fungsional DNA, seperti gen, dan diperlukan untuk menempelkan segmen DNA ke untai DNA asli. LTR adalah salah satu cara agar para ilmuwan dapat mengenali bahwa bagian DNA mengandung retrotransposon. Diperkirakan bahwa sekitar 42% dari seluruh genom manusia terdiri dari retrotransposon.
Karena fakta bahwa salinan baru DNA dibuat melalui transkripsi balik RNA, menambahkan retrotransposon adalah cara untuk meningkatkan jumlah DNA yang ditemukan dalam satu sel. Jika retrotransposon dimasukkan ke dalam gen atau di dekat gen, maka dapat menyebabkan mutasi terjadi. Mutasi pada dasarnya adalah perubahan pada urutan DNA dan dapat berdampak positif, negatif, atau tidak sama sekali pada genom, tergantung pada bagaimana urutan DNA diubah.