Fibonacci retracement adalah teknik yang digunakan untuk memprediksi perilaku pasar keuangan. Ini didasarkan pada deret matematika yang dikenal sebagai deret Fibonacci atau bilangan Fibonnaci. Teorinya adalah bahwa urutan ini mencerminkan cara pasar berfluktuasi dan kemudian “mengoreksi” diri mereka sendiri. Sementara beberapa sumber percaya bahwa Fibonacci retracement efektif, keandalannya dapat dilebih-lebihkan, terutama oleh orang yang menjual layanan nasihat keuangan.
Barisan Fibonacci dinamai sesuai nama matematikawan yang memperkenalkannya ke Eropa, Leonardo dari Pisa. Nama tersebut merupakan singkatan dari filius Bonnacio, atau “putra Bonnacio.” Urutan mengikuti satu aturan sederhana: setiap angka adalah jumlah dari dua angka sebelumnya dalam urutan. Sepuluh angka pertama dalam barisan dengan demikian adalah 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21 dan 34. Ada rumus matematika untuk menghitung barisan tanpa harus melalui daftar langkah demi langkah. Rumus ini adalah dasar dari solusi untuk beberapa masalah matematika.
Menggunakan Fibonacci retracement adalah teknik yang didasarkan pada karakteristik lain dari urutan. Artinya setiap angka kira-kira 1.618 kali lipat dari angka sebelumnya. Agak rapi, ini juga berarti setiap angka adalah 61.8% dari angka yang mengikutinya. Dengan cara yang sama, setiap nomor adalah 38.2% dari nomor dua di sepanjang urutan, dan 23.6% dari nomor tiga berada di sepanjang. Ketiga persentase ini membentuk dasar analisis di bawah Fibonacci retracement.
Seseorang yang menggunakan teknik ini akan memplot grafik yang dimulai dengan nilai tertinggi dan terendah yang ekstrem untuk nilai yang dilacak, yang biasanya berupa indeks pasar, tetapi bisa berupa saham individual. Tinggi dan rendah ini akan menjadi angka tertinggi dan terendah yang tercatat dalam periode sejarah masa lalu yang digunakan untuk analisis dan akan dicatat pada grafik masing-masing sebagai 100% dan 0%. Analis kemudian akan menggambar garis vertikal yang mewakili 61.8%, 38.2% dan 23.6%. Penting untuk dicatat bahwa persentase ini mengacu pada kesenjangan antara angka tinggi dan rendah; mereka tidak mewakili, misalnya, 61.8% dari angka yang lebih tinggi itu sendiri.
Teorinya adalah bahwa ketika nilai yang dilacak berfluktuasi ke atas atau ke bawah, sering kali akan berbalik arah secara singkat ketika menyentuh salah satu nilai yang mewakili poin 61.8%, 38.2%, dan 23.6%. Dalam beberapa kasus, mungkin ada pola keseluruhan pergerakan dalam satu arah, tetapi dengan beberapa pembalikan sementara saat setiap titik tercapai. Meskipun pola ini jauh dari jaminan untuk terjadi, sebagian besar analisis menunjukkan bahwa hal itu terjadi terlalu sering untuk sekadar kebetulan. Penjelasan yang paling umum adalah bahwa kesenjangan antara masing-masing poin mewakili efek agregat dari respons psikologis investor terhadap pergerakan pasar, terutama cara mereka mencoba memprediksi kapan pasar akan berubah.