Apa itu Resistensi Antibiotik?

Resistensi antibiotik adalah fenomena di mana mikroorganisme mengalami mutasi genetik yang memungkinkan mereka untuk menahan efek agen antibiotik yang dirancang untuk membunuh mereka atau membuat mereka tidak mampu bereproduksi. Konsep ini mungkin paling sering dibahas dalam hal penyakit dan penyakit. Ketika suatu penyakit menjadi resisten antibiotik, sering dianggap tidak dapat disembuhkan, dan sebagai konsekuensinya dapat menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang serius. Ada beberapa alasan mengapa resistensi terjadi, dan biasanya dilihat dari sudut pandang ilmiah sebagai bagian normal dari adaptasi patogen dan siklus hidup. Banyak peneliti telah menyarankan bahwa ketergantungan luas masyarakat manusia pada obat antibiotik telah atau akan berfungsi untuk mempercepat apa yang seharusnya menjadi proses perubahan yang lambat, meskipun, dan banyak aktivis kesehatan telah menyerukan lebih banyak tinjauan dan kontrol yang mengatur bagaimana obat kuat ini digunakan.

Pengertian Antibiotik

Secara umum, antibiotik adalah agen kimia yang secara khusus menargetkan strain bakteri tertentu. Mereka menonaktifkan bakteri dengan mencegah reproduksi dan pertumbuhannya. Ada banyak “keluarga” obat antibiotik yang berbeda, dan mereka banyak digunakan untuk menyembuhkan dan menenangkan infeksi pada manusia dan hewan. Dalam kebanyakan kasus mereka sangat efektif. Strain bakteri yang telah dibunuh secara progresif oleh agen antibiotik tertentu terkadang dapat mengubah susunan genetik mereka dari waktu ke waktu, yang dapat membuat mereka lebih sulit untuk ditargetkan oleh antibiotik. Hal ini membuat obat kurang efektif dan, pada akhirnya, tidak efektif sama sekali. Inilah yang dikenal dalam komunitas medis sebagai “perlawanan”.

Bagaimana Perlawanan Terjadi

Resistensi berkembang sebagai akibat dari seleksi alam. Tindakan antibiotik adalah tekanan lingkungan, dan bakteri dengan mutasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup akan terus berkembang biak. Mereka kemudian akan mewariskan sifat ini kepada keturunannya, yang akan menjadi generasi yang sepenuhnya tahan. Cara lain untuk menyatakan ini adalah bahwa resistensi adalah bagian yang sepenuhnya diharapkan dan alami dari umur bakteri. Kebanyakan organisme beradaptasi dan berubah sebagai akibat dari tekanan lingkungan, dan bakteri tidak terkecuali.

Kekhawatiran terbesar yang dimiliki sebagian besar sarjana dengan perlawanan bukanlah bahwa hal itu terjadi, itu adalah kecepatan yang tampaknya terjadi hari ini. Penyakit sering kali beradaptasi dan berubah lebih cepat hari ini daripada di masa lalu, yang menyebabkan beberapa ahli khawatir bahwa obat yang mereka andalkan untuk mengobati penyakit umum mungkin akan segera berhenti bekerja.

Resistensi biasanya terjadi lebih cepat semakin sering patogen tertentu bersentuhan dengan ancaman lingkungan. Secara praktis, ini berarti bahwa semakin sering antibiotik digunakan, semakin cepat strain bakteri beradaptasi untuk hidup berdampingan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pola modern penggunaan antibiotik dapat memiliki pengaruh dramatis pada prevalensi organisme resisten. Faktor lain yang berkontribusi terhadap resistensi termasuk diagnosis yang salah, resep yang tidak perlu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat oleh pasien, dan penggunaan antibiotik sebagai aditif makanan ternak untuk mencegah infeksi sebelum terjadi.

Contoh Umum
Staphylococcus aureus, juga dikenal lebih umum sebagai Staph aureus, adalah salah satu patogen resisten utama. Ini ditemukan pada selaput lendir dan kulit sekitar sepertiga populasi, dan sangat mudah beradaptasi dengan tekanan antibiotik. Itu adalah bakteri pertama yang ditemukan resisten terhadap penisilin, dan ditemukan hanya empat tahun setelah penisilin mulai diproduksi secara massal.
Pneumonia atau pneumokokus yang resistan terhadap penisilin, yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, pertama kali terdeteksi pada tahun 1967, seperti halnya gonore yang resistan terhadap penisilin. Strain lain dengan beberapa tingkat resistensi antibiotik termasuk Salmonella, Campylobacteria, dan Streptococci.

Implikasi Kesehatan Masyarakat
Salah satu kekhawatiran besar yang sering dikemukakan oleh para ahli kesehatan tentang resistensi antibiotik adalah kemungkinan “superbug”, atau infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan obat apa pun yang ada. Ini bisa dibayangkan dapat menciptakan krisis kesehatan masyarakat, dengan pasien tertular penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Dengan waktu yang cukup, peneliti farmasi mungkin dapat membuat obat yang lebih kuat untuk memerangi jenis baru, tetapi kekhawatiran terbesar adalah, pertama, bahwa obat tersebut tidak akan dapat bekerja cukup cepat untuk mencegah penyebaran infeksi dan kematian; dan kedua, bahwa obat baru itu akan sangat keras sehingga akan menimbulkan berbagai efek samping lain yang tidak diinginkan.
Tidak ada cara untuk benar-benar mencegah resistensi antibiotik. Kebanyakan ahli mengatakan bahwa prosesnya dapat diperlambat dengan penggunaan obat antibiotik yang lebih hati-hati. Jika obat itu sendiri digunakan dengan hemat, maka bakteri target akan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dan berubah.