Oksitosin adalah hormon yang berperan penting dalam sistem reproduksi. Di otak, itu terlibat dalam perilaku termasuk ikatan sosial. Sebuah protein yang disebut reseptor oksitosin memungkinkan sel untuk mengenali hormon ini dan meresponsnya. Reseptor ini dapat ditemukan di beberapa area kelenjar susu dan rahim, dan di beberapa struktur otak.
Hormon steroid membantu mengatur ekspresi gen yang mengkode reseptor oksitosin. Kehadiran estrogen, misalnya, meningkatkan ekspresi gen, dan dengan demikian tingkat keseluruhan reseptor oksitosin dalam sel. Oksitosin memiliki banyak efek selama kehamilan, seperti kontraksi rahim, dan sesudahnya, seperti pelepasan susu. Tingkat steroid membantu dalam menentukan keberadaan reseptor oksitosin selama waktu ini, memungkinkan rahim dan kelenjar susu untuk meresponnya.
Beberapa neuron melepaskan oksitosin, dan reseptor yang ada di struktur otak seperti batang otak, nukleus accumbens, dan amigdala memungkinkan otak untuk bereaksi terhadap hormon ini. Ini terlibat dalam perilaku ibu, ikatan sosial, dan perilaku seksual. Variasi dalam gen yang mengkodenya dapat menjelaskan beberapa perbedaan dalam perilaku ini antar individu.
Satu studi menyelidiki bagaimana perbedaan dalam gen reseptor oksitosin dapat memengaruhi perilaku prososial. Para peneliti menemukan hubungan antara gen dan perilaku peserta dalam permainan yang melibatkan pemberian uang. Beberapa peserta memiliki salinan gen yang mendorong lebih banyak reseptor untuk dibuat. Orang-orang ini cenderung memberi lebih banyak uang kepada pemain lain dalam permainan, rata-rata.
Individu lain dalam penelitian ini memiliki salinan gen reseptor yang mendorong penekanan gen. Ini akan mengakibatkan tidak terciptanya banyak reseptor untuk oksitosin, dan berkurangnya respons terhadap hormon. Individu dengan varian gen ini cenderung memberikan lebih sedikit uang kepada pemain lain dalam permainan. Studi ini menunjukkan bahwa perubahan dalam cara reseptor ini diekspresikan dapat berdampak signifikan pada fungsi sosial.
Penyakit autisme ditandai dengan perilaku antisosial, di samping sejumlah gejala lainnya. Ekspresi gen reseptor oksitosin mungkin memainkan peran dalam perilaku ini. Individu dengan autisme telah terbukti memiliki ekspresi reseptor yang lebih rendah daripada orang non-autistik. Perbedaan ini setidaknya bisa menjelaskan beberapa perubahan perilaku sosial yang terlihat pada autisme. Reseptor oksitosin menentukan bagaimana orang merespons oksitosin, dan ini tidak hanya memengaruhi proses reproduksi, tetapi juga interaksi sosial yang kompleks.