Apa itu Reseksi Paru-paru?

Reseksi paru-paru adalah prosedur pembedahan di mana seluruh atau sebagian paru-paru diangkat. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh ahli bedah toraks, seorang spesialis yang telah menerima pelatihan rinci tentang prosedur yang melibatkan rongga toraks. Ini adalah operasi besar dan sering membutuhkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari setelah operasi untuk tujuan memantau kemajuan pasien.

Secara historis, reseksi paru melibatkan pemotongan tulang dada untuk mengakses rongga dada. Ahli bedah kemudian mengadaptasi prosedur untuk beberapa pasien dengan memotong di bawah tulang dada untuk mengakses paru-paru, mengembangkan pendekatan yang kurang invasif. Ahli bedah modern terkadang dapat menggunakan teknik invasif minimal untuk reseksi paru-paru, dalam hal ini rongga dada tidak dibuka sama sekali. Prosedur-prosedur ini lebih disukai jika merupakan pilihan karena risikonya lebih rendah dan waktu pemulihannya jauh lebih cepat.

Reseksi paru-paru biasanya dilakukan untuk mengangkat area paru yang sakit, seperti area yang telah dijajah oleh tumor kanker. Dalam prosedur yang dikenal sebagai reseksi baji, margin jaringan yang sehat diambil juga untuk memastikan bahwa semua tumor telah diangkat, mengurangi risiko kekambuhan. Dalam prosedur lobektomi, seluruh lobus salah satu paru-paru diangkat. Reseksi paru-paru juga dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan bawaan dan masalah lain yang berhubungan dengan paru-paru, seperti abses pada paru-paru.

Dalam kasus di mana seluruh paru-paru diangkat, yang dikenal sebagai pneumonektomi, salah satu alasan untuk melakukan reseksi paru-paru adalah untuk mempersiapkan pasien untuk transplantasi. Paru-paru yang sakit pertama-tama diangkat, dan kemudian paru-paru donor ditransplantasikan. Ahli bedah menghubungkan paru-paru, memeriksa untuk memastikan bahwa paru-paru mengembang dan berfungsi dengan baik, dan kemudian menutup tempat pembedahan. Dalam transplantasi paru-paru ganda, prosedur yang dapat memakan waktu hingga 12 jam, kedua paru-paru diangkat dan diganti dengan paru-paru donor.

Sebelum reseksi paru dilakukan, ahli bedah akan mendiskusikan prosedur dan hasil yang direncanakan dengan pasien. Ahli bedah juga harus mengungkapkan risiko prosedur dan mendiskusikan kemungkinan yang mungkin timbul selama operasi, seperti situasi di mana ahli bedah menyadari bahwa seluruh paru-paru, bukan hanya sebagian, berpenyakit. Ahli bedah harus menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki pasien atau perawat, dan informasi terperinci tentang pemulihan akan diberikan untuk membantu persiapan pasien. Mengetahui apa yang diharapkan dari reseksi paru sebelum prosedur dilakukan dapat mengurangi stres, yang akan meningkatkan hasil pasien.