Apa itu Remunerasi yang Setara?

Remunerasi yang setara adalah pendekatan untuk memberikan kompensasi yang didasarkan pada prestasi dan klasifikasi pekerjaan, tanpa memandang jenis kelamin karyawan. Sering disajikan sebagai upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, konsep ini menjadi sangat terkenal selama abad ke-20 ketika hak-hak perempuan di banyak negara diperluas. Diskusi tentang remunerasi yang sama terus berlanjut karena masih ada industri di mana perempuan yang melakukan tugas pekerjaan yang sama dengan rekan laki-laki mereka menerima gaji dan upah yang lebih rendah dari kompensasi yang diberikan kepada laki-laki.

Konsep yang mendasari remunerasi yang setara terletak pada pengalaman dan keahlian individu, dan mengabaikan pertimbangan apa pun berdasarkan jenis kelamin individu tersebut. Secara teori, ini berarti bahwa seorang pria dan seorang wanita yang diberi jabatan pekerjaan yang sama dan melakukan tugas yang sama sebagai bagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka akan menerima tingkat upah dasar yang sama. Dengan asumsi bahwa keahlian dan produktivitas mereka kurang lebih sama, ini berarti masing-masing juga akan mendapatkan kenaikan prestasi yang sama dari waktu ke waktu, dan menerima manfaat tambahan yang serupa selama bertahun-tahun mereka tetap bekerja di pemberi kerja.

Untuk memanfaatkan remunerasi yang setara di tempat kerja, pemberi kerja akan membuat kualifikasi objektif yang berlaku untuk spesifikasi posisi pekerjaan apa pun dalam organisasi, yang memerlukan keahlian tertentu untuk setiap posisi tersebut. Gender tidak akan menjadi faktor pertimbangan untuk perekrutan atau promosi ke posisi tersebut, hanya kemampuan pelamar untuk berhasil melaksanakan tugas yang diberikan. Untuk tujuan ini, penyebutan gender dalam pembuatan jadwal gaji dan upah, program bonus apa pun yang terkait dengan posisi, dan bahkan pertimbangan untuk promosi atau partisipasi dalam program pendidikan berkelanjutan akan didasarkan pada prestasi dan bukan jenis kelamin karyawan.

Sementara konsep remunerasi yang setara menjadi lebih umum di sejumlah industri pada akhir abad ke-20, upaya untuk memastikan upah yang setara untuk pekerjaan yang setara terus berlanjut di banyak lingkungan bisnis di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus, upaya untuk mendasarkan kompensasi pada keterampilan dan pengalaman tanpa memperhatikan gender dipengaruhi oleh tradisi lama dalam budaya tertentu. Undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan yang diberlakukan di tingkat nasional seringkali diperlukan untuk memajukan penyebab upah yang setara dan sering kali memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi apakah pemberi kerja menggunakan jadwal pembayaran berdasarkan kinerja daripada jenis kelamin karyawan.