Remunerasi bank mengacu pada kebijakan lembaga keuangan tentang kompensasi karyawan, termasuk upah dan bonus. Kebijakan kompensasi dapat bervariasi antar bank dan biasanya berfokus pada uang tunai dan bonus saham yang dibayarkan kepada eksekutif tingkat tinggi. Insentif karyawan biasanya terkait dengan kinerja keuangan seluruh institusi atau departemen dan divisi tertentu. Kebijakan remunerasi bank dapat mencerminkan besarnya risiko yang bersedia diambil oleh suatu lembaga dengan keuntungan dan aset likuidnya sendiri.
Bonus karyawan merupakan komponen utama dari kebijakan remunerasi bank. Mereka mungkin terstruktur dengan cara yang memberi penghargaan kepada manajer tertentu atas kinerja tahunan departemen atau wilayah mereka. Insentif bonus juga dapat dibayarkan sebagai pembayaran tetap terlepas dari kinerja pasar lembaga keuangan. Sementara bonus biasanya dibayarkan secara tunai, beberapa diberikan dalam bentuk saham perusahaan atau opsi saham.
Bonus tunai adalah jenis remunerasi bank yang paling umum. Insentif dapat dibayarkan secara tahunan, triwulanan, atau bulanan. Eksekutif perusahaan perbankan atau manajemen tingkat atas memutuskan karyawan mana yang menerima bonus dan berapa banyak bonusnya. Misalnya, seorang manajer penjualan mungkin memenuhi syarat untuk bonus tunai senilai 15 persen dari gajinya pada akhir setiap kuartal jika departemennya memenuhi kuota.
Jenis tunjangan karyawan populer lainnya yang membentuk kebijakan remunerasi bank adalah pembayaran saham. Alih-alih memberi eksekutif pembayaran tunai sekaligus, bank memberi karyawan sejumlah saham tertentu, atau hak untuk menjual sejumlah saham pada harga tertentu. Saham dan opsi saham memberi eksekutif dan manajer klaim masa depan terhadap aset keuangan bank dan dapat merusak kinerja pasar bank jika saham dijual dalam jumlah besar pada saat yang bersamaan.
Bonus dan insentif meningkatkan paket kompensasi dan penghargaan karyawan secara keseluruhan. Sebuah kebijakan yang mengasumsikan risiko keuangan yang lebih besar biasanya akan membayar bonus kepada eksekutif terlepas dari kinerja pasar bank. Jenis kebijakan ini dapat menyebabkan masalah keuangan di masa depan, terutama jika bank terus berkinerja buruk. Pemegang saham biasa mungkin menjadi prihatin atas kebijakan fiskal bank dan menjual saham mereka jika mereka mengantisipasi keruntuhan.
Beberapa bank mengungkapkan kebijakan remunerasi mereka dalam laporan tahunan atau laporan keuangan. Laporan ini merinci jumlah bonus yang diberikan kepada karyawan dan upaya untuk menjelaskan mengapa bonus tersebut diberikan. Kebijakan yang lebih konservatif secara fiskal biasanya akan mengurangi, membatasi, atau menghentikan sementara bonus bagi karyawan ketika kinerja pasar lemah. Tergantung pada negara di mana bank beroperasi, pengungkapan terbuka dari kebijakan remunerasi mungkin diperlukan atau didorong.