Apa itu Rejimen Terapi?

Regimen terapeutik adalah rencana untuk mengobati penyakit. Ini dapat melibatkan partisipasi antara pasien, penyedia layanan, dan pihak lain yang berkepentingan dengan pengobatan. Pengembangan rencana perawatan yang efektif memerlukan diagnosis, diskusi tentang faktor-faktor yang mungkin memengaruhi kasus, dan identifikasi tujuan perawatan khusus. Dalam beberapa kasus, ini mungkin merupakan proses yang mudah, sementara di kasus lain, ini bisa menjadi sangat kompleks.

Dalam contoh sederhana, jika seorang pasien datang ke klinik dengan infeksi saluran kemih, diagnosisnya mudah dibuat dan tujuannya harus menghilangkan infeksi dan memulihkan kesehatan saluran kemih yang normal. Regimen terapeutik mungkin termasuk obat antibiotik untuk membunuh bakteri, obat anti inflamasi jika pasien kesakitan, dan tes lanjutan untuk memastikan infeksi teratasi. Pasien juga dapat diarahkan untuk minum cairan dan melakukan tindakan pencegahan kebersihan selama infeksi.

Dokter, perawat, dan penyedia perawatan lainnya dapat terlibat dalam pembuatan rejimen terapeutik. Identifikasi diagnosis dan tujuan dapat melibatkan umpan balik dari beberapa sumber. Seorang pasien dengan kanker payudara metastatik, misalnya, mungkin memerlukan laporan dari ahli patologi dan radiologi untuk menentukan sifat spesifik dan luasnya kanker. Tujuan pengobatan dapat mencakup pengendalian kanker, tidak harus terapi kuratif yang akan menghilangkannya, dan mengelola rasa sakit untuk membuat pasien tetap nyaman.

Aspek rejimen terapeutik dapat mencakup pengobatan, prosedur, dan perubahan gaya hidup. Pasien mungkin memerlukan pembedahan, modifikasi pola makan, atau perawatan lain untuk berhasil mengatasi penyakit. Penyedia layanan juga perlu mempertimbangkan faktor pembatas seperti alergi obat yang diketahui, atau kekhawatiran yang diungkapkan oleh pasien tentang kemampuan untuk mengikuti beberapa aspek dari rencana tersebut. Bahkan jika pengobatan diindikasikan secara medis, jika pasien tidak dapat mematuhinya, itu mungkin bukan tambahan yang tepat untuk rejimen terapeutik. Pasien mungkin memerlukan pendidikan untuk belajar bagaimana menerapkan beberapa bagian dari rencana, seperti pelatihan dari perawat untuk secara efektif melacak gejala dalam terapi.

Rincian rejimen terapeutik dapat dimasukkan dalam grafik pasien untuk memberikan informasi tentang rencana tersebut. Beberapa kasus mungkin memerlukan rencana perawatan yang ditandatangani dan diakui oleh pasien untuk memperjelas bahwa informasi diberikan dengan cara yang jelas dan dapat dimengerti. Saat perawatan berlangsung, check-in berkala dapat menilai kemajuan dan menentukan apakah perubahan perlu dilakukan. Seorang pasien yang tidak menanggapi antibiotik untuk infeksi saluran kemih, misalnya, mungkin memerlukan obat yang berbeda atau kultur urin untuk memeriksa sensitivitas.