Cedera otak traumatis terjadi ketika ada trauma mendadak pada kepala yang menyebabkan kerusakan pada otak. Ini dapat terjadi dalam situasi seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau penyalahgunaan yang disengaja, seperti perkelahian. Cedera pada otak dapat bersifat permanen atau sementara, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis cedera, usia pasien, dan area otak yang mengalami kerusakan. Rehabilitasi setelah jenis cedera ini disebut sebagai rehabilitasi cedera otak traumatis dan berfokus pada membantu pasien untuk mendapatkan kembali fungsi normal sebanyak mungkin.
Rehabilitasi cedera otak traumatis biasanya dimulai saat pasien masih di rumah sakit. Jenis cedera ini sering memerlukan semacam operasi otak serta periode pemantauan setelah operasi. Sementara pasien pulih dari trauma fisik yang sebenarnya, tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan personel pendukung lainnya akan dibentuk dan akan bekerja sama satu sama lain untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada pasien. Langkah pertama dalam rehabilitasi cedera otak traumatis adalah memastikan kesehatan pasien stabil secara fisik dan medis.
Langkah selanjutnya dalam rehabilitasi cedera otak traumatis seringkali melibatkan pemindahan pasien ke klinik rehabilitasi. Selama waktu ini, terapis fisik kemungkinan akan bekerja dengan pasien pada tugas-tugas seperti belajar berjalan lagi. Terapis fisik juga dapat membantu pasien mengatasi masalah keseimbangan dan koordinasi, yang seringkali terbatas setelah cedera otak traumatis.
Saat pasien berada di fasilitas rehabilitasi cedera otak traumatis, anggota tim pendukung lainnya akan tersedia untuk membantu masalah lain yang berasal dari cedera otak. Terapis okupasi dapat membantu pasien dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti makan, mandi, dan perawatan. Jika ada gangguan bicara karena cedera otak, terapis bicara dapat membantu mengajari pasien untuk berbicara lagi, atau dalam beberapa kasus, menemukan cara lain untuk berkomunikasi. Psikolog akan tersedia untuk membantu respons emosional terhadap cedera itu sendiri serta keterbatasan fisik dan mental yang baru.
Rehabilitasi cedera otak traumatis tidak berhenti begitu pasien pulang. Kemungkinan akan ada beberapa tingkat keterbatasan yang akan membutuhkan perawatan suportif berkelanjutan. Dokter utama akan berkomunikasi dengan seluruh tim medis serta pengasuh pasien untuk mengembangkan rencana perawatan individual yang berkelanjutan.