Apa itu Refleks Akustik?

Refleks akustik adalah jenis kontraksi otot yang terjadi di telinga. Lebih khusus lagi, gerakan otot yang tidak terkendali ini terjadi di telinga tengah ketika area tersebut dirangsang oleh suara berintensitas tinggi. Mungkin juga dikenal sebagai refleks atenuasi, refleks pendengaran, atau refleks stapedius.

Beberapa otot dan tulang di telinga tengah memfasilitasi refleks akustik. Ketika suara bernada tinggi mencapai telinga tengah, dua otot – stapedius dan tensor timpani – terletak di bagian tulang telinga yang disebut ossicles berkontraksi. Saat otot-otot ini bergerak, mereka masing-masing menarik otot-otot lain menjauh dari jaringan tipis gendang telinga. Stapedius menarik stapes telinga tengah sedangkan tensor tympani menarik bagian telinga tengah berbentuk palu yang disebut malleus.

Fungsi refleks akustik adalah meredam kekuatan getaran suara yang mencapai koklea melalui gendang telinga. Koklea sangat penting karena mengubah getaran menjadi impuls listrik yang kemudian dikirim ke otak, sehingga menciptakan pendengaran. Bagian telinga ini berisi cairan dan berisi rambut-rambut kecil yang bergerak sebagai respons terhadap getaran, dan rambut-rambut ini dapat dengan mudah rusak oleh tekanan kuat. Refleks akustik melindungi dari kerusakan semacam ini.

Jenis refleks akustik juga dapat terjadi setelah seseorang berbicara. Tindakan berbicara dapat meningkatkan tekanan suara di koklea, sehingga refleks mungkin diperlukan. Seperti rekan-rekannya, reaksi ini mengurangi tingkat pengukuran suara yang dikenal sebagai desibel. Pada spektrum pengukuran intensitas suara seperti kontur kenyaringan yang sama, refleks akustik dipicu sekitar 70 hingga 90 desibel.

Meskipun refleks akustik biasanya bekerja sebagai respons terhadap suara dengan intensitas tinggi, kadang-kadang dapat dipicu oleh suara yang kurang intens. Namun, jika respons ini sering terjadi, ini mungkin menandakan masalah telinga seperti hiperakusis, yang merupakan kepekaan ekstrem terhadap suara tertentu. Demikian juga, kegagalan suara apa pun untuk memanggil refleks akustik dapat mengisyaratkan masalah juga. Kondisi lain yang berhubungan dengan refleks akustik adalah kerusakan saraf wajah. Karena otot stapedius telinga dan saraf wajah terhubung, disfungsi di satu area akan sering memengaruhi area lainnya.

Karena perannya dalam mendeteksi penyakit tertentu, banyak dokter akan menguji refleks akustik. Profesional yang berspesialisasi dalam audiometri, atau pengujian kemampuan pendengaran, sangat tertarik pada refleks pendengaran. Alat yang disebut tympanometer dapat mengukur efek berbagai tingkat suara pada telinga bagian dalam. Kelainan dapat mengindikasikan gangguan pendengaran atau bahkan defisit sistem saraf. Namun, tes ini dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten.