Apa itu Rasio Pakan?

Di bidang keuangan, rasio pakan adalah ukuran profitabilitas memelihara ternak yang dihitung dengan membagi harga seekor hewan dengan harga makanan yang dibutuhkan untuk menaikkannya ke bobot pasar. Rasio ini penting di pasar berjangka karena dapat bertindak sebagai prediktor pasokan ternak. Jika petani mengantisipasi keuntungan yang tinggi dari investasi pasokan jagung mereka di peternakan, mereka lebih mungkin untuk memperluas kepemilikan ternak mereka. Pada gilirannya, ini menurunkan rasio karena perluasan pasokan mendorong harga hewan turun. Dengan demikian, rasio pakan memicu siklus yang menjadi ciri pasar ternak dengan membentuk ekspektasi keuntungan petani.

Rasio pakan adalah ukuran yang berguna untuk profitabilitas ternak karena sebagian besar biaya pemeliharaan ternak adalah untuk memberinya makan, sehingga harga pakan dapat digunakan sebagai proksi untuk total biaya pemeliharaan. Nilai pengukuran tergantung pada stabilitas relatif dari biaya pemeliharaan ternak lainnya. Asumsi ini tidak sepenuhnya akurat, tetapi rasio pakan diterima secara luas di pasar ternak berjangka.

Dalam praktiknya, rasio pakan didasarkan pada perkiraan harga hewan dan pakan. Harga hewan tidak selalu merupakan harga yang paling relevan, karena pasar berfokus pada bagian hewan yang dapat digunakan. Akan tidak praktis untuk melacak makanan yang diberikan kepada setiap hewan, dan akan sulit untuk diprediksi. Praktek ini juga akan menghasilkan rasio individu, yang tidak akan berguna untuk industri secara keseluruhan. Ada pendekatan konvensional untuk rasio pakan yang tepat yang memberikan informasi berguna tentang pasar ternak.

Salah satu variasi rasio pakan tradisional adalah dengan mengganti harga ternak dengan harga komoditas yang dihasilkan ternak. Ini berguna dalam industri yang tidak bergantung pada penjualan langsung hewan. Misalnya, rasio pakan-telur dan pakan-susu sering dilaporkan.

Variasi lainnya adalah mengganti harga pakan dengan proksi, karena praktik pemberian makan petani dan konsumsi hewan bervariasi antar individu. Salah satu pendekatan rasio pakan yang umum direferensikan adalah rasio babi-jagung. Itu didapat dengan membagi harga 100 pon (45.4 kg) daging babi dengan harga satu gantang (35.2 liter) jagung. Harga jagung merupakan proksi yang berguna karena jagung merupakan mayoritas pakan babi. Jagung juga merupakan komoditas yang sangat likuid, sehingga harga jagung dapat mempengaruhi keputusan untuk beternak, karena menjual jagung merupakan alternatif yang layak.