Rasio pajak terhadap PDB adalah pengukuran ekonomi yang membandingkan jumlah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah dengan jumlah pendapatan yang diterima negara untuk produknya. Pendapatan itu diukur dalam produk domestik bruto, atau PDB, yang merupakan jumlah dari semua produk dan barang yang dijual, investasi pribadi dan pemerintah, dan ekspor neto. Dengan membandingkan jumlah ini dengan jumlah yang dikumpulkan dalam penerimaan pajak, para ekonom dapat memperoleh gambaran kasar tentang seberapa besar perekonomian pemerintah tertentu didorong oleh pengumpulan pajaknya. Penting untuk dicatat bahwa membandingkan rasio pajak terhadap PDB dari berbagai negara dapat menyesatkan karena keadaan di setiap negara adalah unik dan berkontribusi pada iklim ekonomi secara keseluruhan.
Ekonomi nasional didorong oleh berapa banyak orang menghabiskan dan harga produk yang mereka inginkan. Faktor utama lainnya yang dapat diabaikan adalah penerimaan pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah. Pajak ini bisa langsung, seperti yang dikenakan pada individu dan perusahaan untuk pendapatan yang mereka hasilkan, atau tidak langsung, seperti pungutan atau bea cukai atas barang yang dijual. Seberapa besar pendapatan pajak ini merangsang perekonomian adalah apa yang diharapkan para ekonom untuk ditemukan ketika mereka mempelajari rasio pajak terhadap PDB.
Sebagai contoh bagaimana rasio pajak terhadap PDB dihitung, bayangkan sebuah negara hipotetis yang menggunakan Dolar, yang merupakan sistem moneter Amerika Serikat. Dalam kurun waktu tertentu, negara ini memiliki produk domestik bruto sebesar $1,000,000 US Dollar (USD). Selama waktu yang sama, ia telah mengumpulkan pendapatan sebesar $100,000 USD. Rasio dalam kasus ini adalah $100,000 USD dibagi $1,000,000 USD, yang menjadi 0.10 atau 10 persen.
Produk domestik bruto diukur dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh dari produk yang dijual di suatu negara, dengan ekspor neto termasuk dalam jumlah itu juga. Sebagian besar pendapatan pajak berasal dari pajak yang dikenakan pada individu dan perusahaan. Oleh karena itu, negara dengan tarif pajak yang tinggi cenderung memiliki rasio pajak terhadap PDB yang tinggi.
Tidak selalu membantu untuk melihat rasio pajak terhadap PDB satu negara dibandingkan dengan negara lain sebagai indikator kedudukan ekonomi. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perekonomian, seperti berapa banyak utang yang dikeluarkan negara untuk memacu perekonomiannya atau bagaimana inflasi mempengaruhi pengeluaran. Negara maju juga akan cenderung memiliki rasio yang lebih tinggi daripada negara berkembang. Cara terbaik untuk menggunakan rasio ini adalah dengan mempelajari bagaimana rasio tersebut tumbuh atau menurun di suatu negara tertentu, dan membandingkan kesehatan ekonomi negara tersebut secara keseluruhan pada periode tersebut.