Apa itu Rasio Hutang Jangka Panjang?

Rasio hutang jangka panjang adalah ukuran seberapa banyak hutang yang dibawa perusahaan dibandingkan dengan nilai aset atau ekuitasnya. Ini bukan ukuran solvabilitas, tetapi memberikan wawasan tentang kesehatan keuangan fundamental perusahaan. Perusahaan dengan rasio utang jangka panjang yang tinggi lebih berisiko jika terjadi penurunan bisnis.

Ada dua interpretasi potensial dari rasio utang jangka panjang. Satu membandingkan utang jangka panjang dengan nilai total aset perusahaan. Lain membandingkan utang jangka panjang dengan ekuitas pemegang saham, yang terdiri dari aset perusahaan dikurangi kewajibannya. Karena hutang jangka panjang adalah bagian penting dari kewajiban ini, kedua rasio ini secara efektif merupakan perhitungan yang berbeda untuk mencapai tujuan analitis yang hampir sama. Namun, penting untuk memastikan dua angka rasio spesifik yang dibandingkan dikerjakan dengan cara yang sama.

Saat menghitung rasio utang, seorang analis perlu membedakan antara kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Ini adalah yang terakhir dari kategori ini yang mencakup hutang jangka panjang. Biasanya perbedaannya adalah bahwa kewajiban lancar terdiri dari hutang yang diharapkan perusahaan untuk dibayar kembali pada periode akuntansi berikutnya, paling sering tahun mendatang.

Kegunaan rasio utang jangka panjang dibatasi oleh adanya fasilitas kredit. Kewajiban jangka panjang yang digambarkan dalam rekening perusahaan biasanya hanya akan menutupi jumlah sebenarnya yang terutang, tetapi rekening tersebut akan secara terpisah mencantumkan total kredit yang tersedia, misalnya dengan fasilitas cerukan atau batas kredit dari pemasok. Ini dapat mempengaruhi penilaian analis terhadap perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin tampak terlalu bergantung pada cerukannya, yang dapat berarti situasinya akan menjadi lebih buruk jika masih ada batas besar yang harus digunakan. Faktor-faktor seperti itu lebih sulit untuk diukur.

Rasio utang jangka panjang secara alami akan paling menarik bagi kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek umumnya lebih tertarik pada arus kas, karena ini mempengaruhi apakah uang akan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk membayarnya kembali. Kreditur jangka panjang lebih tertarik pada gambaran utang secara keseluruhan, karena hal ini memberikan wawasan tentang kemungkinan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya secara keseluruhan, dan seberapa besar persaingan yang akan dimiliki kreditur jika perusahaan sedang berjuang untuk memenuhi kewajibannya. membayar hutang.