Rantai polimer adalah molekul besar, atau makromolekul, yang terdiri dari banyak monomer yang bergabung bersama. Monomer adalah unit tunggal molekul, misalnya, asam amino dan nukleotida. Mono berarti satu dan poli berarti banyak, yang berarti ada banyak monomer dalam rantai. Untuk membuat rantai polimer, atau polimer, monomer yang digabungkan dapat identik atau serupa.
Ketika istilah poli digunakan untuk menggambarkan rantai polimer, itu mengacu pada jumlah monomer yang sangat besar. Mungkin ada ribuan atau bahkan jutaan monomer dalam satu polimer. Tidak semua molekul dapat berikatan bersama untuk membentuk rantai. Air adalah salah satu contoh monomer yang tidak saling berikatan membentuk rantai, meskipun molekul airnya banyak.
Sejumlah karakteristik yang berbeda dari rantai polimer menentukan perilaku polimer sebagai molekul dan juga bagaimana berinteraksi dengan molekul lain. Karakteristik pertama yang digunakan untuk mengelompokkan rantai adalah jenis monomer yang membentuk tulang punggung polimer. Jika rantai polimer hanya terdiri dari satu jenis monomer berulang, itu disebut sebagai homopolimer dan jika mengandung subunit yang berbeda, itu disebut kopolimer. Nama setiap rantai sering diturunkan dari tulang punggung monomer, misalnya DNA adalah polinukleotida.
Ketika polimer terbentuk, mereka dapat memiliki tulang punggung linier atau tulang punggung bercabang. Rantai linier memiliki struktur paling sederhana, karena hanya terdiri dari rantai panjang monomer yang disatukan tanpa cabang. Polimer cincin adalah jenis polimer linier khusus, di mana tulang punggung tidak memiliki cabang tetapi membentuk cincin alih-alih memiliki awal dan akhir yang terpisah. Rantai bercabang memiliki tulang punggung dengan rantai samping bercabang darinya. Jenis rantai polimer ini bisa sangat kompleks dan mencakup struktur seperti tangga, dendron, dan polimer bintang.
Panjang tulang punggung merupakan karakteristik integral yang menentukan sifat fisik rantai polimer. Panjang, atau jumlah monomer, mempengaruhi sejumlah sifat fisik polimer yang berbeda. Dengan bertambahnya panjang rantai, suhu leleh dan didih meningkat, viskositas meningkat dan mobilitas berkurang. Ada juga kemungkinan interaksi yang lebih tinggi di dalam molekul rantai seiring bertambahnya panjang. Perubahan ini menghasilkan rantai yang lebih kuat, lebih kecil kemungkinannya untuk berubah bentuk atau pecah dan lebih mampu mempertahankan posisinya.
Perbedaan karakteristik dan sifat fisik dari rantai polimer inilah yang membuatnya sangat menarik, terutama untuk keperluan industri. Ada banyak contoh umum dari rantai polimer yang terjadi secara alami dan diproduksi secara industri. Polimer alami termasuk DNA dan RNA, sutra, pati, selulosa dan karet. Polimer yang umum diproduksi secara industri termasuk poliester, nilon, dan berbagai jenis plastik yang ada