Rajutan intarsia adalah teknik merajut yang menggunakan beberapa warna benang untuk membuat gambar rajutan atau pola warna-warni. Bersamaan dengan merajut Fair Isle, ini adalah salah satu teknik merajut multiwarna yang paling umum. Proyek rajutan intarsia biasanya dirajut rata pada dua jarum, menggunakan bola benang terpisah untuk setiap bagian warna dalam pola. Teknik ini dapat diterapkan pada semua jenis proyek merajut, termasuk sweater, syal, tas, sarung tangan, dan kaus kaki. Hampir semua jenis benang dapat digunakan, selama warna benang yang berbeda memiliki berat benang yang sama, atau ketebalan untaian yang sama. Sebagian besar pola intarsia bergantung pada bagan dalam bentuk kisi-kisi kotak yang memberikan representasi visual tentang warna mana yang dituju.
Setiap bagian warna yang terpisah dalam pola rajutan intarsia membutuhkan bola benang yang terpisah. Misalnya, jika polanya menampilkan apel merah yang dipusatkan pada latar belakang hijau, bahan yang diperlukan untuk merajut pola ini akan mencakup satu bola benang hijau untuk bagian hijau sebelum apel, satu bola benang merah untuk apel itu sendiri, dan sebuah bola kedua dari benang hijau untuk bagian hijau setelah apel. Merajut dengan beberapa bola benang sekaligus terkadang dapat menyebabkan benang menjadi kusut, sehingga banyak perajut melilitkan benang mereka di sekitar kumparan benang untuk menghindari masalah ini. Benang gelendong biasanya gulungan plastik kecil yang dapat dibeli di toko kerajinan, meskipun versi buatan sendiri juga dapat dibuat dengan menggunakan jepitan atau bahkan sepotong kecil karton kaku.
Merajut intarsia adalah teknik yang cukup mudah dipelajari karena biasanya merajut dengan jahitan stockinette, yang merupakan jahitan rajut sederhana dan umum yang memiliki semua jahitan rajut di bagian luar kain dan semua jahitan purl, atau jahitan rajut terbalik, di bagian dalam kain. Bagian paling rumit dari pola rajutan intarsia adalah mengubah warna. Saat benang baru diperkenalkan, benang tersebut sebenarnya tidak terhubung ke salah satu jahitan rajut yang ada, sehingga lubang dan celah dapat muncul di rajutan tempat perubahan warna dibuat. Untuk mengatasi masalah ini, seorang perajut akan memelintir warna baru benang di atas warna terakhir yang digunakan, menjebak benang lama di antara benang baru dan rajutan itu sendiri dan menghilangkan lubang apa pun. Pelintiran selalu dilakukan di bagian dalam kain rajut sehingga tidak terlihat saat kain rajut yang sudah jadi dipakai.
Sebagian besar pola rajutan intarsia dipetakan pada kertas grafik rajutan. Kertas grafik biasa tidak memiliki proporsi yang tepat untuk pola rajutan, karena terbuat dari kotak yang sempurna dan jahitan rajutan lebih lebar daripada tingginya. Pada bagan intarsia, setiap bujur sangkar akan diisi dengan warna tertentu, sehingga perajut dapat mengantisipasi kapan dan di mana dalam proses merajut dia perlu mengubah warna. Beberapa perajut dapat memilih untuk menggunakan skema warna asli yang disajikan dalam pola, sementara yang lain dapat memilih untuk mengganti warna yang berbeda sesuai selera mereka.