Psikosis steroid adalah gangguan psikotik yang disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid. Orang yang terkena mengembangkan gejala kejiwaan seperti depresi dan mania. Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada kondisi medis pasien yang sudah ada sebelumnya.
Kortikosteroid adalah obat yang meniru kortisol, hormon yang diproduksi oleh tubuh. Mereka mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Dokter meresepkan obat kortikosteroid seperti kortison dan prednison untuk mengobati gangguan autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Para peneliti percaya psikosis steroid terjadi ketika kortikosteroid dosis tinggi menyebabkan peningkatan kadar dopamin di otak. Peningkatan kadar dopamin menyebabkan gejala seperti depresi, perubahan suasana hati dan psikosis. Kortikosteroid juga menurunkan kadar serotonin di otak, memperburuk gejala depresi pasien.
Kebanyakan pasien yang mengembangkan gangguan ini mulai menunjukkan gejala antara tiga dan 11 hari setelah memulai terapi kortikosteroid. Banyak orang menjadi terlalu bersemangat, mudah tersinggung atau tertekan. Yang lain memiliki perubahan suasana hati yang cepat, dan beberapa menjadi bunuh diri. Pasien yang terkena dampak parah mungkin berhalusinasi atau kehilangan kontak dengan kenyataan.
Jenis kelamin mungkin berperan dalam menentukan siapa yang mengembangkan jenis psikosis ini. Studi menunjukkan bahwa wanita agak lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi daripada pria. Ini mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa perempuan lebih mungkin dibandingkan laki-laki untuk mengembangkan kondisi seperti lupus yang memerlukan pengobatan kortikosteroid.
Riwayat penyakit mental seseorang sebelumnya tidak berperan dalam menentukan apakah ia akan mengalami psikosis steroid. Usia pasien juga tampaknya tidak berhubungan. Pasien yang menggunakan kortikosteroid dosis besar memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan pasien yang menggunakan dosis sedang atau rendah.
Dokter mengobati kondisi ini dengan menyapih pasien dari obat-obatan. Sekitar 92 persen pasien akan sembuh total jika obat dikurangi. Gejala delirium biasanya hilang dalam tiga hari, sedangkan gejala manik dan depresi membaik dalam tiga sampai empat minggu setelah pengobatan dihentikan.
Beberapa pasien memiliki kondisi medis yang parah atau mengancam jiwa dan tidak dapat berhenti menggunakan kortikosteroid tanpa menderita akibat yang serius. Dalam kasus ini, dokter akan meresepkan obat antipsikotik. Sekitar 84 persen pasien sembuh dari psikosis jika mereka menggunakan obat antipsikotik tetapi melanjutkan pengobatan kortikosteroid.
Tidak semua pasien sembuh total. Antara 5 persen dan 7 persen pasien mengalami gangguan depresi atau psikotik jangka panjang setelah menggunakan kortikosteroid dan mengalami psikosis steroid. Beberapa orang mungkin terus mengalami gejala berulang lama setelah mereka berhenti menggunakan obat. Sekitar 3 persen pasien dengan kondisi ini melakukan bunuh diri.