Apa itu Protein Terhidrolisis?

Protein terhidrolisis mencakup semua sumber protein yang telah dipecah sebelum ditambahkan ke makanan. Produsen mengandalkan proses kimia untuk memecah protein menjadi unit asam amino individu, dengan cara yang sama seperti tubuh mencerna protein menjadi asam amino yang sama. Ini dapat dicapai dengan menambahkan protein ke larutan berbasis asam atau melalui penggunaan berbagai enzim. Protein terhidrolisis dapat ditemukan di berbagai jenis produk makanan olahan, namun tetap menjadi zat kontroversial bagi beberapa konsumen.

Produsen memproduksi protein terhidrolisis dari berbagai sumber. Itu bisa dibuat dari produk sampingan daging sapi, atau susu dan bentuk produk susu lainnya. Sumber protein ini juga dapat diproduksi dengan menggunakan sayuran seperti tomat atau jamur. Itu juga sering dibuat dari produk biji-bijian, termasuk gandum, gandum, dan sereal. Umumnya, produsen akan mencantumkan sumber protein terhidrolisis pada daftar bahan sehingga pembeli dapat membuat keputusan diet yang efektif.

Sebagian besar waktu, protein terhidrolisis adalah bahan yang relatif kecil dalam makanan. Ini berfungsi sebagai aditif umum untuk meningkatkan rasa, mengentalkan, atau menstabilkan produk. Ini sering dicampur dengan rempah-rempah untuk membuat bumbu, dan juga dapat digunakan sebagai pengemulsi dalam obat-obatan dan produk farmasi. Bahan ini bahkan dapat berfungsi sebagai bahan dalam produk daging vegetarian, seperti hamburger imitasi, ayam, dan sosis. Hidangan daging palsu ini menggunakan protein terhidrolisis berbasis sayuran sebagai bahan utama, yang menawarkan protein berharga dan tekstur seperti daging.

Protein terhidrolisis merupakan sumber perhatian bagi banyak konsumen. Ketika ditambahkan ke hampir semua jenis makanan, protein ini bereaksi dengan garam untuk membentuk monosodium glutamat (MSG). Beberapa orang percaya bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif, termasuk migrain, pusing dan mual. Meskipun badan pengawas makanan sering kali mengharuskan produsen untuk mencantumkan MSG pada kemasannya saat ditambahkan ke suatu produk, hal ini tidak selalu terjadi. Bahkan di Amerika Serikat, perusahaan yang diwajibkan mencantumkan MSG tidak harus mencantumkan protein terhidrolisis jika itu adalah satu-satunya sumber MSG dalam produknya.

Kekhawatiran tambahan terletak pada sumber protein terhidrolisis. Dulu, bahan ini sering dicantumkan sebagai penyedap rasa alami. Hal ini mempersulit pembeli untuk menemukan produk yang mengandung daging atau produk sampingan daging. Masalah ini semakin diperumit oleh sumber protein ini, yang mencakup alergen umum seperti susu atau gandum.