Apa itu Profilaksis DVT?

Profilaksis deep vein thrombosis (DVT) adalah perawatan medis untuk mencegah perkembangan DVT pada pasien yang berisiko mengalami kondisi ini. Pada pasien dengan DVT, gumpalan darah terbentuk di vena dalam di lengan atau kaki, menyumbat aliran darah dan berpotensi menyebabkan komplikasi. Komplikasi yang paling serius adalah emboli paru (PE), di mana gumpalan terlepas, berjalan ke paru-paru, dan menghalangi jalan napas. PE bisa berakibat fatal, dan onsetnya bisa sangat cepat sehingga pasien tidak pernah mendapat kesempatan untuk mencari pengobatan.

Dokter menyaring pasien sebelum prosedur yang dapat menimbulkan risiko DVT, seperti operasi lama, untuk menentukan apakah mereka memerlukan profilaksis DVT. Pemberian perawatan pencegahan kepada pasien yang mungkin belum tentu mengembangkan kondisi tersebut lebih hemat biaya daripada memberikan pengobatan retroaktif kepada pasien yang mengalami DVT. Profilaksis DVT merupakan standar di banyak rumah sakit dan klinik untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pasien.

Banyak pilihan tersedia untuk profilaksis DVT, dan dokter dapat mempertimbangkan terapi kombinasi jika diperlukan. Dalam profilaksis DVT mekanis, pasien menggunakan sarana fisik seperti stoking kompresi, stimulasi listrik, dan meja putar untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Langkah-langkah ini semua merangsang aliran darah, menghambat pembekuan, dan membuat risiko embolus besar lebih kecil kemungkinannya. Mereka dapat digunakan dalam berbagai pengaturan, seperti penerbangan jarak jauh di mana ada kekhawatiran tentang pembekuan karena imobilitas yang berkepanjangan.

Profilaksis DVT farmakologis melibatkan pemberian obat-obatan seperti heparin dengan berat molekul rendah untuk mencegah pembekuan. Pasien dapat menggunakan obat ini untuk waktu yang bervariasi, tergantung pada risiko dan situasinya. Mereka menghambat pembentukan gumpalan sehingga darah akan terus mengalir bebas melalui vena dalam. Tindakan pencegahan ini bisa sedikit lebih berisiko, karena meningkatkan risiko perdarahan yang tidak terkendali, dan dokter harus menyeimbangkan kekhawatiran ini dengan risiko tidak memberikan pengobatan profilaksis sama sekali.

Pasien yang mungkin memerlukan profilaksis DVT termasuk pasien bedah berusia di atas 40 tahun serta siapa pun yang membutuhkan pembedahan yang akan memakan waktu lebih dari dua jam; orang dengan riwayat operasi atau trauma fisik yang parah; dan pasien kanker yang akan dioperasi. Koagulopati juga bisa menjadi alasan untuk merekomendasikan perawatan pencegahan jika pasien bersiap untuk operasi. Pedoman tersebut bervariasi antar negara, dan beberapa rumah sakit dan klinik mungkin memiliki pedoman mereka sendiri yang lebih agresif untuk digunakan oleh penyedia layanan ketika memutuskan apakah pasien memerlukan profilaksis DVT.