Profil kriminal adalah tindakan mengembangkan profil psikologis pelaku berdasarkan keadaan TKP. Profiling paling sering dilakukan oleh psikolog forensik — seseorang yang telah mempelajari pikiran kriminal. Profil ini kemudian dapat digunakan oleh departemen kepolisian untuk membantu menangkap penjahat.
Profil adalah sketsa psikologis pelaku. Ada banyak hal yang bisa diceritakan oleh TKP kepada psikolog forensik tentang orang yang melakukan kejahatan. Hal ini terutama berlaku dalam investigasi pembunuhan. Pembuatan profil sering digunakan untuk membantu penyelidik menangkap psikopat dan pembunuh berantai yang mungkin bebas. Ini juga dapat digunakan untuk membantu menangkap jenis pelanggar lain, seperti pelaku pembakaran dan pemerkosa.
Dalam pembuatan profil kriminal, TKP membantu memberi label pelaku sebagai terorganisir, tidak terorganisir, atau campuran. Pelaku yang terorganisir merencanakan ke depan, memilih korban sebelumnya. Alat apa saja yang dibutuhkan dibawa oleh pelaku. Dia teliti dengan detail, dan jelas bahwa kejahatan itu dipikirkan dengan matang sebelumnya. Ini memberitahu psikolog forensik banyak tentang kriminal.
Pelanggar terorganisir cenderung tinggi dalam urutan kelahiran keluarga mereka, biasanya anak tertua. Mereka sangat cerdas, dan biasanya memiliki kehidupan bersama, tetapi serangkaian situasi stres menyebabkan mereka bertindak. Kebanyakan dari mereka memiliki pasangan hidup, mahir secara sosial, dan akan mengikuti liputan kejahatan mereka di media dengan sangat hati-hati.
Pelanggaran spontan seringkali merupakan pekerjaan pelaku yang tidak terorganisir. Dia akan sering menghilangkan kepribadian korban, untuk membuat kejahatan menjadi kurang nyata dan membiarkannya tetap terpisah selama kejahatan berlangsung. Ada sangat sedikit percakapan, jika ada, antara pelaku dan korban, dan TKP memiliki nuansa acak dan ceroboh. Pembuatan profil memungkinkan untuk menarik banyak kesimpulan tentang pelaku ini juga. Pelaku yang tidak terorganisir seringkali memiliki kecerdasan rata-rata atau sedikit di bawah rata-rata, misalnya. Mereka adalah anak-anak yang lebih muda, hidup sendiri, dan belum dewasa secara sosial seperti pelaku yang terorganisir. Mereka sering tinggal atau bekerja di dekat TKP, dan memiliki riwayat kerja yang buruk.
Pelaku campuran lebih sulit untuk diprofilkan, tetapi masih mungkin. TKP menggabungkan karakteristik pelaku yang terorganisir dan tidak terorganisir. Misalnya, pelaku mungkin telah menyediakan alatnya sendiri, tetapi memilih korban secara acak. Profil pelaku campuran mungkin tidak seakurat profil lainnya, membuat polisi lebih sedikit untuk melanjutkan.
Profil kriminal digunakan tidak hanya untuk menemukan calon pelanggar, tetapi juga untuk mempersempit daftar pelanggar yang telah disusun oleh polisi. Meskipun tidak berhasil dalam setiap kasus, profil kriminal telah membantu penyelidik untuk menangkap ratusan penjahat. Dengan menilai pola dan motif penjahat sebelumnya, pembuatan profil memungkinkan penyelidik untuk memprediksi dengan cukup akurat karakteristik pelaku saat ini dan di masa depan, memungkinkan pembunuh dan pelaku lainnya ditangkap sebelum mereka dapat melanjutkan ke kejahatan lain.