Apa itu POW?

POW atau Prisoner of War adalah kombatan musuh yang ditangkap dan ditahan selama masa perang. Aturan yang sangat spesifik mengatur siapa sebenarnya yang didefinisikan sebagai tawanan perang, dan bagaimana tawanan perang harus diperlakukan oleh para penculiknya. Misalnya, pemerintah harus saling memberi tahu ketika mereka menangkap tawanan perang. Banyak pemerintah memelihara kantor POW/MIA untuk keluarga anggota layanan yang telah ditangkap atau hilang di masa perang.

Manusia telah berperang selama ribuan tahun, tetapi konsep tawanan perang sebenarnya cukup baru. Untuk sebagian besar sejarah manusia, pejuang musuh dibantai di medan perang oleh para pemenang, atau diambil dan diperbudak untuk digunakan sebagai sumber tenaga kerja murah. Terkadang, mantan musuh diintegrasikan ke dalam masyarakat pemenang, terutama jika mereka memiliki keterampilan yang berharga, tetapi mereka biasanya masih diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Pada tahun 1600-an, konsep mengambil tawanan perang dan menebus mereka ke pemerintah asal mereka cukup luas sehingga ada seruan untuk pembebasan tawanan perang sepihak tanpa tebusan setelah konflik berakhir. Pemerintah mulai menyadari potensi politik tawanan perang, menyadari bahwa mereka dapat digunakan dalam berbagai cara, dan pada tahun 1907, Konvensi Den Haag menetapkan definisi formal untuk tawanan perang, dengan penyempurnaan ditambahkan pada tahun 1929 selama Konvensi Jenewa Ketiga.

Di bawah hukum internasional, tawanan perang harus menjadi kombatan yang sah, mengenakan seragam militer, dan dia dapat menyerah atau dibawa, meskipun beberapa militer secara eksplisit melarang penyerahan diri kepada pasukan musuh. Ini mengecualikan orang-orang seperti militan bersenjata, teroris, dan gerilyawan dari perlindungan yang ditawarkan kepada tawanan perang. Setelah ditangkap, tahanan tidak boleh dianiaya, dan pemerintah negara asal harus diberitahu. Tahanan dapat dibebaskan dengan pengaturan pada masa perang, atau ditahan sampai akhir konflik dan dibebaskan tanpa syarat.

Beberapa orang terkenal dalam sejarah adalah tawanan perang, seperti George Washington, Winston Churchill, dan Jean-Paul Sartre. Lainnya seperti Kurt Vonnegut menulis tentang pengalaman mereka sebagai tawanan perang, dan beberapa telah menjadi advokat vokal untuk tawanan perang dan orang hilang dalam aksi (MIA) dalam konflik militer. Di pemerintahan dengan kantor POW/MIA, para pejabat secara rutin bekerja untuk melacak tawanan perang dan prajurit yang hilang, mengirim penyelidik ke setiap sudut bumi untuk menindaklanjuti petunjuk.