Apa itu Pound Inggris?

Pound Inggris adalah nama informal dari pound sterling, unit mata uang untuk Inggris Raya dan wilayahnya. Ini adalah mata uang keempat yang paling banyak diperdagangkan di seluruh dunia setelah dolar AS, Euro, dan yen Jepang, dan merupakan mata uang cadangan terbesar ketiga setelah dolar AS dan Euro. Karena ini adalah mata uang yang diperdagangkan secara bebas, nilai pound berubah relatif terhadap mata uang lainnya.

Koin untuk pound Inggris pertama kali muncul sekitar tahun 1489, dan shilling diperkenalkan dua tahun sebelumnya. Awalnya pound Inggris dibagi menjadi dua puluh shilling, dan setiap shilling bernilai dua belas pence (atau sen). Pada tahun 1971, Inggris Raya memutuskan untuk menghilangkan shilling dan mendesimalkan pound Inggris sehingga satu pound sama dengan seratus sen. Penny desimal dicetak sebagai “sen baru” sampai 1981.

Nilai pound Inggris terikat dengan emas sampai tahun 1946 ketika menjadi benar-benar dapat dikonversi sebagai syarat pinjaman yang ditawarkan oleh Amerika Serikat. Setelah memutuskan hubungan dari standar emas, pound Inggris telah melayang ke beberapa mata uang termasuk dolar AS dan Deutschmark Jerman. Pada tahun 1992 pound Inggris ditetapkan pada nilai DM 2.95 ketika bergabung dengan Mekanisme Nilai Tukar Eropa (European Exchange Rate Mechanism/ERM), tetapi pemerintah harus memutuskan perjanjian ketika nilai tukar terbukti tidak dapat dipertahankan. Pada tahun 1998 pemerintah kembali melayangkan pound Inggris ke Deutschmark dengan hasil yang lebih baik. Karena nilai tukar ditetapkan lebih rendah, Inggris mampu mengekspor lebih banyak barang. Sebagai hasil dari keberhasilan ekonomi Inggris di akhir tahun 90-an, nilai pound naik, dan tingkat ekspor turun lagi.

Sejak bergabung dengan Uni Eropa, Inggris Raya memiliki pilihan untuk menggunakan Euro daripada pound Inggris, tetapi keputusan tersebut tidak populer di sebagian besar publik Inggris. Banyak warga Inggris menolak kehilangan simbol nasional, sementara yang lain khawatir bahwa perpindahan ke Euro akan menyebabkan kesulitan ekonomi, karena suku bunga mereka akan naik setelah mata uang mereka dikaitkan dengan Mekanisme Nilai Tukar Eropa Kedua (ERM II). Untuk saat ini pound Inggris dilindungi dari Euro melalui perjanjian opt-out, tetapi pada akhirnya semua negara Uni Eropa diharapkan menggunakan Euro sebagai mata uang mereka.