Apa itu Polarimeter?

Polarimeter adalah instrumen ilmiah untuk mengukur jumlah cahaya yang diterima pada titik tertentu. Hal ini tergantung pada arah atau polarisasi yang mungkin dimiliki berbagai gelombang cahaya dalam mencapai sumbernya. Proses polarisasi cahaya pertama kali ditemukan pada tahun 1808 oleh Etienne-Louis Malus, seorang fisikawan Prancis, sedangkan salah satu polarimeter fungsional pertama yang mengukur efeknya dibuat oleh Jean-Baptiste Biot, fisikawan Prancis lainnya, pada tahun 1816. terus disempurnakan hingga pertengahan 1800-an, ketika mereka mencapai tingkat kecanggihan yang sebagian besar tetap tidak berubah hingga akhir abad ke-20. Kemajuan desain polarimeter dari tahun 1980-an dan seterusnya telah menyebabkan polarimeter digital dan polarimeter otomatis yang dikendalikan komputer dan memiliki pembacaan elektronik.

Karena polarimeter mengukur pembiasan, atau pembelokan cahaya melalui media, sebagian besar merupakan instrumen kimia dan fisika. Sampel yang digunakan untuk mengukur efek harus sebagian transparan. Mereka memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tetapi prinsip dasarnya sama. Seberkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan dari cermin dan dengan demikian dibiaskan melalui kristal padat atau sampel cairan transparan yang memecahnya menjadi cahaya terpolarisasi.

Karena gelombang cahaya terpolarisasi dalam polarimeter dasar, mereka disalurkan melalui tabung berdiameter 4 inci (10 sentimeter) yang berisi bahan kimia yang sedang dipelajari. Jika senyawa memiliki sifat polarisasi, kecerahan cahaya akan berkurang karena sudut keluarnya berubah dari tabung. Sudut ini kemudian ditentukan dengan memutar sumbu penganalisis di ujung tabung. Jika perubahan sudut dianggap positif atau ke kanan disebut dextrorotatory, dan jika ke kiri disebut levorotatory. Besarnya sudut rotasi ditentukan baik oleh panjang tabung maupun jenis dan konsentrasi senyawa yang dilalui cahaya, yang dikenal sebagai enansiomer.

Dalam aplikasi toleransi halus, seperti oftalmologi, polarimeter laser atau polarimeter optik dibangun ke dalam oftalmoskop dan menggunakan laser inframerah-dekat untuk menentukan kemampuan kornea untuk mengkompensasi cahaya terpolarisasi. Ini berguna dalam melacak kondisi mata degeneratif seperti glaukoma. Hasilnya kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik untuk mencoba memprediksi timbulnya glaukoma sebelum gejala fisik muncul pada pasien.

Karena banyak senyawa menampilkan rotasi cahaya yang melewatinya, polarimeter memiliki beragam aplikasi dalam industri farmasi, makanan, dan kimia pada umumnya. Mereka secara rutin digunakan untuk menentukan tingkat kemurnian obat-obatan seperti antibiotik, konsentrasi molekul gula dan perasa dalam berbagai makanan manufaktur, dan untuk mengidentifikasi konsentrasi polimer dalam industri plastik.