Juga dikenal sebagai Plaster-of-Paris, plester gipsum adalah bahan bangunan yang memiliki sifat yang mirip dengan mortar atau semen. Ini dibuat dengan memanaskan gipsum, mineral lembut yang terbentuk secara alami, hingga kira-kira 300 derajat Fahrenheit (150 °C), dan kemudian mencampurnya dengan air. Pasta yang dihasilkan mengeras saat mendingin, membentuk produk jadi yang relatif lembut dan lentur. Tidak seperti mortar atau semen, yang mengering lebih keras, plester gipsum dapat diampelas atau dimanipulasi setelah diawetkan, menjadikannya pilihan yang baik untuk tujuan estetika dan bantalan tanpa beban.
Plester gipsum mendapatkan nama lain, Plaster-of-Paris, dari penemuan sejumlah besar gipsum di Paris, dan proliferasi yang dihasilkan sebagai bahan bangunan di kota sepanjang tahun 1700-an. Meskipun penggunaannya dapat ditelusuri lebih jauh — dengan sampel yang berasal dari 7,000 SM di Mesopotamia — ia memperoleh popularitas luas di seluruh Eropa setelah Kebakaran Besar London pada tahun 1666. Selama kebakaran itu, kota itu hampir hancur total karena api menyebar melalui susunan bangunan kayu yang rapat. Kegunaannya sebagai bahan tahan api tetap kuat hingga saat ini.
Plester gipsum terkenal digunakan sebagai media seni, khususnya untuk lukisan dinding. Sebagian besar alasan mengapa banyak lukisan dinding Italia periode Renaisans tetap utuh dan semarak adalah karena permeabilitas plester. Ini memungkinkan tinta untuk tenggelam di luar permukaan, seperti tinta pada tato. Plester jenis ini juga merupakan bahan yang populer dalam pembuatan gips untuk pahatan batu atau logam, karena dapat dikerjakan dengan halus. Plester dapat digunakan sebagai bahan pahatan itu sendiri ketika dikeringkan di atas bingkai logam, meskipun tidak terlalu tahan lama dalam bentuk ini.
Dalam penggunaan modern, plester gipsum umum di sejumlah industri. Gips ortopedi yang menggabungkan potongan kain yang dibasahi plester tetap menjadi alat vital di bidang medis untuk menopang dan melindungi tulang yang patah. Dalam kedokteran gigi juga, plester digunakan untuk membuat model fitur mulut untuk perawatan gigi. Plester gipsum masih ditampilkan dalam arsitektur, khususnya karya estetika, dan digunakan secara luas dalam industri khusus, termasuk film dan teater, di mana plester ini dapat mensimulasikan bahan seperti kulit kayu atau batu.
Meskipun merupakan bahan yang umum dan kuno, plester gipsum tidak sepenuhnya lembam dan dapat menimbulkan risiko kesehatan jika digunakan secara tidak benar. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan luka bakar yang parah, karena reaksi antara plester dan air melepaskan panas dalam jumlah yang berpotensi berbahaya. Selain itu, beberapa jenis plester, terutama di lingkungan yang lebih tua, dapat mengandung partikel asbes, yang dikenal sebagai karsinogen.