Digunakan dalam mekanika kuantum, istilah pita konduksi mengacu pada area orbital gabungan, atau pita, untuk elektron dalam suatu molekul. Berbeda dengan pita valensi, pita konduksi jarang mengandung elektron. Dalam keadaan tereksitasi, elektron akan pindah ke pita konduksi sesaat sebelum melepaskan energinya dan jatuh kembali ke orbital elektron yang lebih rendah. Memahami perilaku elektron sehubungan dengan pita ini sangat membantu dalam memahami cara berbagai zat berperilaku. Dalam mekanika kuantum, konsep pita konduksi dibahas dalam teori pita.
Atom disusun dengan proton — partikel bermuatan positif — dan neutron — partikel netral — berkerumun di tengah. Elektron – molekul kecil bermuatan negatif – mengorbit kluster pusat, mirip dengan cara planet-planet di tata surya mengorbit matahari. Seperti planet, elektron telah mengatur orbit. Namun, tidak seperti planet, elektron dapat berpindah ke orbit yang berbeda jika mendapatkan energi yang cukup.
Umumnya, elektron ditemukan di orbital atom yang lebih rendah. Elektron akan selalu mengisi orbital terendah terlebih dahulu, baru berpindah ke orbital berikutnya ketika yang pertama terisi. Penempatan alami ini disebut keadaan dasar atom.
Elektron valensi dari satu atom, atau yang biasanya ditemukan di pita terluar dari orbital keadaan dasar, dapat digunakan bersama dengan atom lain. Dalam ikatan kovalen, elektron valensi dari beberapa atom berbagi orbitalnya. Orbital asli elektron valensi kabur bersama, menciptakan pita valensi dalam molekul.
Ketika elektron memperoleh energi, atau mencapai keadaan tereksitasi, mereka dapat pindah ke orbital yang lebih tinggi, ditemukan di pita konduksi. Elektron harus memiliki energi yang cukup untuk melompati area non-elektron, atau celah pita, untuk mencapai pita konduksi. Karena elektron pada akhirnya lebih suka berada dalam keadaan dasar, begitu berada di pita konduksi, mereka melepaskan energi dalam bentuk foton cahaya dan jatuh kembali ke orbital pita valensinya. Total waktu elektron berada di pita konduksi kurang dari satu detik.
Kemampuan elektron untuk mencapai pita konduksi menentukan konduktivitas listrik suatu benda. Zat yang berbeda memiliki ukuran celah pita yang berbeda, sehingga beberapa zat membutuhkan lebih sedikit energi untuk memindahkan elektron antar orbital. Misalnya, konduktor memiliki celah pita yang kecil, sehingga elektron tidak memerlukan banyak energi untuk melompati celah minimal ini dan mencapai pita konduksi. Inilah sebabnya mengapa konduktor ideal untuk menghantarkan listrik. Sebaliknya, isolator memiliki celah pita yang sangat besar, sehingga membutuhkan energi yang jauh lebih besar agar elektron dapat melompat dan karenanya tidak menghantarkan listrik dengan baik.