Apa itu Pinggul Dislokasi?

Dislokasi pinggul umumnya mengacu pada saat tulang paha keluar dari soket yang terletak di pinggul atau tulang panggul. Biasanya, tulang paha didorong dari soket ke belakang. Selanjutnya, pinggul menjadi bengkok dan membungkuk ke arah tengah tubuh. Ketika terjadi dislokasi pinggul, pasien biasanya mengalami rasa sakit yang signifikan dan sering mengalami imobilitas. Jatuh dan kecelakaan mobil sering menjadi penyebab dislokasi pinggul. Dislokasi pinggul sering terlihat pada pasien lanjut usia dan dianggap sebagai keadaan darurat medis.

Kadang-kadang, terutama pada orang tua, kondisi yang menyebabkan kerusakan tulang rawan dan tulang berkontribusi besar terhadap patah tulang pinggul dan dislokasi. Osteoporosis adalah salah satu kondisi tersebut. Ketika tulang lemah dan tulang rawan terganggu, patah tulang pinggul lebih mungkin terjadi akibat jatuh atau cedera lainnya. Jika terjadi dislokasi pinggul atau patah tulang, pasien seringkali dapat mengalami cedera parah lainnya, sehingga pemeriksaan lengkap oleh dokter adalah penting.

Umumnya, dislokasi pinggul dapat didiagnosis dengan melihatnya. Untuk membuat diagnosis pasti, dokter biasanya merekomendasikan prosedur pencitraan medis, seperti x-ray, MRI atau CT scan. Pencitraan medis juga dapat mendeteksi patah tulang atau kelainan lain pada tulang, seperti osteoporosis. Indikasi lain bahwa pinggul mungkin terkilir adalah ketika rasa sakit tidak berkurang dengan istirahat atau imobilitas; nyeri pada pinggul yang terkilir tetap ada, bahkan saat pasien sedang istirahat.

Biasanya, pengobatan untuk pinggul yang terkilir termasuk operasi. Operasi reduksi terbuka untuk menempatkan pin atau pinggul prostetik seringkali merupakan prosedur pilihan dalam merawat pinggul yang terkilir. Pasien harus ditempatkan di bawah anestesi umum untuk operasi; kadang-kadang, ahli bedah ortopedi akan menggunakan sinar-x selama prosedur untuk memastikan penempatan prostesis atau pin yang tepat.

Umumnya, pasien akan menjalani terapi fisik setelah operasi. Terapi fisik dapat dimulai saat pasien masih di rumah sakit dalam masa pemulihan, dan dapat dilanjutkan saat pasien pulang. Seringkali, pasien akan menerima layanan terapi fisik di rumah mereka beberapa kali per minggu, sampai mobilitas mereka membaik. Selain layanan terapi fisik, pasien secara rutin mendapatkan resep obat pereda nyeri analgesik.

Seringkali, saat pasien memulihkan diri dari operasi pinggulnya, dokter atau ahli terapi fisik dapat merekomendasikan penggunaan alat bantu jalan atau tongkat. Alat bantu berjalan seperti ini dapat membantu menstabilkan dan menstabilkan pasien serta meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk berjalan. Sering kali, pasien yang telah menjalani operasi untuk dislokasi pinggul takut berjalan karena takut jatuh. Tongkat dan alat bantu jalan dapat mengurangi rasa takut mereka dan memberikan stabilitas ketika mereka mencoba untuk ambulasi.