Apa itu Pijat Thailand?

Pijat Thailand, juga disebut yoga pria malas atau pijat tradisional, adalah teknik pijat lantai Asia yang menggabungkan gerakan pijatan peregangan dan aliran halus untuk merangsang sirkulasi dan fleksibilitas. Biasanya dilakukan dengan pakaian yang longgar dan nyaman serta menggunakan bantal untuk menopang klien selama sesi pijat. Gaya pijat ini semakin populer di Barat pada abad kedua puluh, dan umumnya dipilih untuk klien yang lebih tua dan lebih rapuh karena lebih lembut daripada pijat gaya Swedia.

Pijat ala Thai telah dipraktekkan di Thailand selama ribuan tahun, dan banyak negara Asia lainnya memasukkan pijat ke dalam tradisi penyembuhan mereka. Secara tradisional, itu dilakukan oleh para biksu, yang memasukkan praktik penyembuhan Ayurveda lainnya dengan sesi pijat mereka. Selain pijat, para biksu juga menawarkan nasihat diet, jamu, dan konseling spiritual dengan tujuan klien mengembangkan tubuh dan jiwa yang sehat. Pijat ala Thai mulai bergerak keluar dari kuil dan masuk ke berbagai pengaturan lain di abad kedua puluh, dan banyak rumah sakit Thailand menawarkan pijat sebagai bagian dari perawatan.

Ketika orang Barat mulai lebih sering bepergian di Thailand, banyak yang tertarik dengan teknik Thailand, mempelajarinya dan mengintegrasikannya ke dalam praktik pijat di rumah. Beberapa Master gaya pijat ini telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan Eropa, menawarkan pelatihan lanjutan kepada siswa yang tertarik dengannya. Beberapa sekolah pijat menawarkan sertifikasi pijat ala Thai, meskipun persyaratan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain.

Pijat ala Thai dilakukan di atas alas lantai yang empuk, yang memungkinkan terapis memanipulasi tubuh klien dengan mudah. Bekerja dari kaki ke atas, terapis meregangkan, melenturkan, dan menekuk tubuh untuk membebaskan ketegangan dan meningkatkan fleksibilitas. Terapis juga menggabungkan teknik pernapasan ke dalam sesi pijat, bersama dengan titik akupresur dan teknik titik pemicu. Tidak seperti Pijat Swedia, ini melibatkan partisipasi aktif dari klien, yang bekerja dengan terapis untuk pijatan yang sukses.

Gaya pijat ini menyegarkan dan merangsang, dan baik terapis maupun klien biasanya merasakan lebih sedikit ketegangan dan lebih banyak energi pada akhir sesi. Seperti bentuk terapi pijat lainnya, pijat ala Thai dianjurkan setidaknya sebulan sekali agar efektif, meskipun frekuensi lebih dari sekali seminggu mungkin dikontraindikasikan dalam beberapa kasus. Pijat ala Thai cocok untuk berbagai klien, termasuk orang cacat dan lanjut usia, karena sifatnya yang lembut dan teknik non-invasif.

Sebelum memulai terapi pijat, klien harus berkonsultasi dengan dokter mereka untuk memastikan bahwa pijatan tidak berbahaya. Ada beberapa kondisi medis yang tidak disarankan untuk dipijat.