Apa itu Pigmentokrasi?

Pigmentokrasi adalah jenis hierarki sosial yang didasarkan pada warna kulit manusia. Pigmentokrasi cenderung mengesampingkan perbedaan kelas, jenis kelamin, agama, dan asal etnis, dengan anggota masyarakat menggunakan warna kulit sebagai parameter terpenting untuk menilai anggota masyarakat lainnya. Beberapa negara memiliki pigmentasi hingga hari ini, meskipun semua anggota masyarakat mereka mungkin tidak sepenuhnya menyadarinya.

Salah satu contoh klasik dari pigmentasi adalah negara terjajah. Ketika bangsa-bangsa dijajah, para penjajah sering kali memiliki warna kulit yang berbeda, sehingga memudahkan anggota masyarakat untuk membedakan antara penjajah dan penduduk asli. Karena penduduk asli biasanya dipandang rendah sebagai manusia yang lebih rendah, sebuah pigmentokrasi muncul di banyak koloni, dengan kolonis memiliki lebih banyak hak dan rasa hormat, sementara penduduk asli dilarang memasuki wilayah tertentu, tidak diizinkan untuk memilih, dan tunduk pada pengurangan lain dari hak-hak mereka.

Ide tentang pigmentokrasi sudah ada selama berabad-abad; dalam seni Mesir, misalnya, orang-orang dengan warna kulit yang sangat berbeda dapat diidentifikasi, dan warna kulit sering dikaitkan dengan peringkat sosial. Dalam beberapa kasus, pigmentokrasi menjadi cukup kompleks: di Afrika Selatan, misalnya, orang Afrika kulit hitam berada di anak tangga terbawah dari tangga sosial, sementara pekerja dari anak benua India menikmati status sosial yang lebih baik, dan orang kulit putih tetap di atas.

Kebanyakan pigmenokrasi modern tidak seeksplisit contoh sejarah, karena banyak masyarakat yang peduli tentang rasisme, dan banyak orang secara aktif bekerja untuk mendobrak penghalang antar ras. Di banyak negara, orang-orang dari semua warna kulit dapat terlihat bekerja di semua tingkat pemerintahan, dan individu-individu yang menonjol secara sosial datang dalam berbagai warna. Namun, bahkan di daerah-daerah ini, kelas bawah seringkali secara tidak proporsional mewakili warna kulit tertentu; di Amerika Serikat, misalnya, banyak anggota kelas bawah berkulit hitam atau Latin.

Tanda-tanda pigmentasi eksplisit umumnya sangat mudah dikenali. Negara-negara dengan pigmenokrasi aktif, misalnya, sering memiliki undang-undang yang didasarkan pada warna kulit, dan praktik-praktik diskriminatif berdasarkan warna kulit berlaku, mulai dari tanda larangan masuk ke lokasi tertentu hingga penolakan barang dan jasa dasar. Orang-orang dengan warna kulit yang tidak diinginkan juga dapat mengalami diskriminasi di perbatasan, dan dalam berurusan dengan penegakan hukum dan sistem hukum.