Perubahan suasana hati emosional adalah perubahan ekstrem dalam emosi atau perilaku yang mungkin terjadi tanpa peringatan. Perubahan suasana hati cukup umum, dan dapat memiliki berbagai penyebab mendasar, seperti perubahan hormonal, ketidakseimbangan kimia, atau stres berat. Meskipun banyak orang sesekali mengalami perubahan suasana hati, mereka terkadang bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius, seperti gangguan bipolar.
Perubahan suasana hati emosional dapat terjadi antara dua jenis suasana hati. Misalnya, seseorang yang biasanya mengalami hari yang baik mungkin tiba-tiba diliputi perasaan sedih, depresi, dan kesepian. Perubahan suasana hati dapat bekerja ke arah lain, misalnya, seseorang yang sangat marah tiba-tiba menjadi sangat gembira atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Apa pun arahnya, perubahan suasana hati bisa sangat mengejutkan dan mengkhawatirkan baik bagi individu yang mengalaminya maupun orang-orang di sekitarnya. Perubahan suasana hati bisa sangat membuat frustrasi, karena perubahan emosi tampaknya tidak memiliki penyebab langsung atau masuk akal.
Salah satu penyebab paling umum dari perubahan suasana hati emosional adalah perubahan hormon. Pria dan wanita sama-sama dapat mengalami efek samping emosional dari perubahan hormonal, meskipun sindrom ini lebih sering dikaitkan dengan wanita karena pola perubahan hormonal yang dapat diprediksi yang menyertai menstruasi. Remaja, wanita hamil, dan wanita yang mengalami menopause mungkin lebih rentan terhadap perubahan suasana hati emosional yang didorong oleh hormon. Dalam beberapa kasus, orang yang menjalani pengobatan yang mengubah pelepasan hormon mungkin juga rentan terhadap perubahan suasana hati.
Ketidakseimbangan kimia di otak juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Ketidakseimbangan kimiawi terjadi ketika otak melepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit neurotransmiter yang memengaruhi emosi, seperti dopamin dan serotonin. Ketidakseimbangan kimia bisa sulit untuk didiagnosis secara definitif, tetapi sering diobati dengan obat-obatan yang mencoba mengembalikan keseimbangan neurotransmiter.
Dalam beberapa kasus, perubahan suasana hati emosional dapat ditelusuri ke episode stres berat yang tidak biasa atau berkepanjangan. Seseorang yang mengalami stres berat mungkin mengalami kurang tidur atau kecemasan, ketakutan, atau kekhawatiran kronis. Kombinasi yang melelahkan ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengendalikan suasana hati, dan potensi yang meningkat untuk lekas marah, depresi, dan serangan panik.
Perubahan suasana hati yang berkepanjangan dan parah dapat menjadi tanda dari kondisi psikologis atau kimia yang mendasarinya, seperti depresi, gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian ambang. Dalam kasus ini, perubahan suasana hati mungkin menjadi perhatian sehari-hari, atau episode depresi atau euforia yang tidak dapat dijelaskan dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum tiba-tiba berubah. Dokter sering menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter keluarga jika perubahan suasana hati emosional sering terjadi atau menjadi mengkhawatirkan karena alasan apa pun.