Perubahan semantik bukanlah perubahan makna yang pasti, juga tidak terjadi seketika. Alih-alih, ini melibatkan pengubahan, penghapusan, dan penambahan makna di balik sebuah kata dengan mengikuti dua generalisasi. Pertama, makna cenderung berkonotasi negatif daripada positif. Yang kedua adalah bahwa sebuah kata dapat berubah menjadi lebih subjektif dan menuju mood subjungtif. Meskipun bukan generalisasi yang diterima secara resmi, kata-kata biasanya akan mengambil makna yang lebih informal dengan emosi yang kurang intens.
Salah satu contoh perubahan semantik adalah kata “mengerikan”, yang aslinya berarti “menginspirasi atau penuh kekaguman”. Seiring waktu, maknanya berubah menjadi “cukup buruk untuk membuat kagum seseorang;” ini kemudian bergeser ke penggunaan kata yang lebih informal, hanya berarti “buruk.” Perubahan makna ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bergeser, dan mungkin terus berlanjut.
Michel Bréal, seorang sarjana Prancis abad ke-19 yang tertarik pada semasiologi, atau studi tentang makna di balik kata-kata, berusaha menemukan hukum linguistik yang mendikte perubahan semantik. Ini segera menjadi tujuan ahli bahasa di seluruh dunia sampai tahun 1930-an, di mana menjadi jelas bahwa tidak ada hukum yang mengatur perubahan makna. Saat itulah para ahli bahasa akhirnya sepakat bahwa perubahan itu bertahap dan atas kebijaksanaan komunitas publik yang berbicara.
Meskipun tidak ada hukum yang jelas dalam perubahan semantik, banyak jenis perubahan semantik telah diidentifikasi. Cara paling umum untuk menggambarkan perubahan adalah dengan istilah “pergeseran semantik.” Ini mencatat hanya sedikit perubahan. Jika kata itu dipelajari lebih dekat, bahkan pergeseran semantik dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk perubahan yang lebih spesifik.
Klasifikasi dilakukan dalam dua bagian; yang pertama adalah jangkauan makna secara umum, sedangkan yang kedua adalah cara penutur menangani kata-kata. Kategori pertama adalah ekspansi dan pembatasan semantik, pejorasi dan ameliorasi. Ini juga termasuk pencocokan Phono-semantik, meskipun mungkin juga cocok dengan kategori kedua. Kategori lainnya adalah sebagai berikut: penggunaan metafora, analisis ulang dan pemotongan. Kategori sebelumnya diterima sebagai bentuk utama perubahan.
Bahasa itu cair dan selalu berubah; kata-kata dibuat dan hilang dari penggunaan sepenuhnya. Definisi dan makna di balik kata-kata tidak memiliki aturan yang ditetapkan dan sepenuhnya merupakan kebijaksanaan masyarakat. Inilah yang membuat linguistik menjadi subjek yang menarik. Ahli bahasa sangat tertarik pada perubahan semantik, karena itu adalah perubahan makna yang dimiliki sebuah kata dari waktu ke waktu.