Apa itu Pertanian Konservasi?

Pertanian konservasi adalah kombinasi dari metode pertanian yang melindungi lingkungan sambil menghasilkan lebih banyak tanaman. Melindungi tanah, menyediakan makanan dan air yang lebih baik bagi tanaman, dan merotasi tanaman adalah semua metode yang digunakan untuk melestarikan lahan pertanian. Pemupukan alami, seperti pupuk kandang, digunakan untuk menghindari pupuk berbahaya.

Bertani adalah salah satu praktik paling merusak yang dilakukan oleh manusia, karena metode yang paling populer sering merusak tanah, menghasilkan hasil panen yang lebih kecil dari tahun ke tahun. Pertanian konservasi mendorong penggunaan no-till farming, yaitu metode menanam benih di bedengan sempit dengan menggunakan planter yang akan memotong tanah dan pembuka slot benih yang membuat slot untuk benih yang akan dijatuhkan. Metode green farming lainnya Penanaman meliputi guludan, di mana benih ditanam di guludan yang ditinggikan, dan strip-tilling, di mana tanaman ditempatkan di strip yang dibajak di lapangan. Kedua metode tersebut membutuhkan dua pertiga lebih sedikit tanah untuk diganggu dibandingkan dengan metode pengolahan tradisional.

Metode pertanian konservasi ini lebih sedikit mengganggu tanah, sehingga erosi lebih sedikit. Mengolah sepertiga tanah cukup melonggarkannya sehingga air akan memenuhi tanah dengan lebih baik daripada mencuci tanah. Angin juga tidak akan banyak berpengaruh pada tanah. Tanaman mengembangkan sistem perakaran yang lebih baik di tanah yang gembur dan lebih mampu mengakses mineral dan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal.

Rotasi tanaman adalah metode pertanian yang telah digunakan selama ratusan tahun. Dalam pertanian konservasi, rotasi lebih dari dua tanaman yang berbeda dianjurkan. Gulma dan serangga tidak dapat berpijak di ladang ketika tanaman sedang dirotasi, yang berarti serangan hama mungkin sudah berlalu. Infrastruktur ladang dapat dibangun dengan rotasi tanaman, karena mengubah tanaman yang ditanam akan mengembangkan zona perakaran yang mendorong air untuk meresap sepenuhnya ke dalam ladang. Tanaman yang berbeda membutuhkan nutrisi yang berbeda, dan rotasi tanaman memastikan bahwa nutrisi tidak sepenuhnya habis, yang akan menghasilkan panen yang lebih besar.

Pupuk kimia merupakan sumber utama polusi dari peternakan. Pupuk alami yang dipromosikan oleh pertanian konservasi membantu menyuburkan tanah dan tidak menyebabkan polusi. Salah satu metode yang digunakan untuk menyuburkan lahan pertanian secara alami adalah dengan membajak ladang sedemikian rupa untuk mencabut gulma atau rumput, yang akan memburuk dan memberikan nutrisi penting ke tanah. Cara lain adalah dengan membiarkan hewan penggembalaan merumput di lahan yang tidak digunakan. Kotoran yang dihasilkan oleh hewan merupakan pupuk alami yang membuat tanah lebih subur untuk musim tanam berikutnya.