Apa itu Persaingan Monopoli?

Persaingan monopolistik adalah pasar di mana banyak pesaing menyediakan produk serupa yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik yang melampaui biaya sederhana. Jenis pasar ini sangat umum di seluruh dunia untuk produk dengan kisaran harga yang luas. Ada saat-saat di mana konsumen dapat memperoleh keuntungan dari persaingan monopolistik, sementara dalam kasus lain mereka mungkin kalah, tergantung pada produk dan detail pasar. Juga tidak jarang kita jumpai pasar dengan karakteristik yang beragam dan agak jarang menemukan pasar yang pas dan murni menjadi satu teori ekonomi.

Contoh sederhana persaingan monopolistik dapat dilihat pada penjualan mobil. Semua mobil dirancang untuk tujuan yang sama, yaitu menyediakan transportasi bagi orang dan barang. Namun, ada banyak jenis mobil di pasaran. Konsumen dapat memilih antara berbagai tipe tubuh, titik harga, warna, dan sebagainya. Tidak ada satu pun produsen mobil yang mendominasi pasar, dengan banyaknya pesaing yang menyediakan produk serupa dalam persaingan.

Ketika persaingan monopolistik hadir, pasar relatif mudah untuk masuk dan keluar. Masing-masing perusahaan dapat menetapkan harga untuk produk mereka tanpa mempengaruhi harga di pasar yang lebih besar karena tidak ada perusahaan yang mendominasi pasar, dan konsumen jelas merasakan bahwa ada apa yang dikenal sebagai “perbedaan non-harga” antara produk yang ditawarkan oleh pesaing.

Konsep persaingan monopolistik pertama kali dibahas pada tahun 1930-an oleh ekonom Edward Hastings Chamberlin. Sejak saat itu, banyak ekonom telah mengeksplorasi konsep tersebut, selain melihat jenis persaingan lain dan cara di mana pasar tersebut berfungsi. Karena banyak pasar termasuk produsen yang bersaing, memahami bagaimana produsen tersebut beroperasi di pasar dapat menjadi penting untuk mempelajari pasar secara keseluruhan dan juga dapat memberikan wawasan yang dapat digunakan oleh produsen untuk memperkuat posisi mereka di pasar.

Dalam pasar yang dicirikan oleh persaingan monopolistik, konsumen sering memperhatikan bahwa perusahaan bekerja keras untuk memastikan bahwa produk mereka terdiferensiasi dan perbedaan ini digunakan sebagai nilai jual. Misalnya, produsen obat kumur mendorong konsumen mereka untuk membandingkan produk mereka dengan orang lain, mencari dukungan dari asosiasi gigi, menggunakan kemasan khusus, dan mengambil langkah lain untuk membuat produk mereka menonjol. Dapat dicatat bahwa di pasar seperti itu, konsumen mungkin bersedia membayar lebih untuk beberapa produk karena mereka percaya bahwa ada perbedaan signifikan yang mempengaruhi kualitas atau kinerja dan membuat biaya tambahan dapat diterima.