Disebut juga klausa dependen, pernyataan dependen adalah frasa yang bukan kalimat lengkapnya sendiri tetapi dapat digabungkan dengan kalimat lengkap atau pernyataan independen untuk membentuk kalimat kompleks. Pernyataan-pernyataan ini selalu dimulai dengan kata-kata dependen yang menunjukkan kesimpulan logis, kerangka waktu, atau detail tambahan. Pernyataan dependen dapat muncul sebelum atau sesudah pernyataan independen dalam sebuah kalimat.
Mereka bukan pikiran yang lengkap, jadi pernyataan dependen saja tidak bisa menjadi kalimat yang lengkap. Seringkali, fragmen kalimat hanyalah pernyataan dependen yang mencoba berdiri sendiri. Pernyataan dependen, bagaimanapun, adalah kalimat lengkap yang dibuat bergantung oleh kata dependen. Misalnya, “she ran errands” adalah kalimat lengkap, tetapi menambahkan kata yang menunjukkan kerangka waktu di awal frasa dapat membuatnya menjadi pernyataan dependen: “sementara dia menjalankan tugas.” Penambahan “sementara” menunjukkan ada lebih banyak pemikiran: “Sementara dia menjalankan tugas,” sesuatu yang lain sedang terjadi.
Untuk melengkapi pemikiran, pernyataan dependen harus digabungkan dengan pernyataan independen. Misalnya, “dia membuat makan malam saat dia menjalankan tugas” bergabung dengan klausa independen “dia membuat makan malam” dengan pernyataan dependen. Klausa bebas yang digabungkan dengan klausa terikat disebut kalimat kompleks.
Meskipun pernyataan dependen sering muncul di akhir kalimat, itu bisa muncul di awal kalimat. Misalnya, “sementara dia menjalankan tugas, dia membuat makan malam” mengganti penempatan klausa independen dan dependen. Namun, ketika klausa dependen muncul di awal kalimat, koma harus ditempatkan setelah klausa.
Beberapa pernyataan dependen dapat ditempatkan hanya setelah pernyataan independen. “Who” dan “which” — kata dependen yang berfungsi ganda sebagai kata interogatif — memaksa pernyataan dependen hanya muncul di akhir kalimat. Umumnya pembatasan ini berlaku karena klausa yang diawali dengan “who” atau “which” merujuk pada objek kalimat, bukan subjeknya. Misalnya, “Saya mengenalkannya pada Jamie, yang dulu bekerja dengan ayahnya.” Klausa “yang dulu bekerja dengan ayahnya” merujuk pada “Jamie”, bukan “I”, sehingga perlu ditempatkan dekat dengan kata benda yang dirujuknya.
Menempatkan klausa “siapa” di awal kalimat menciptakan pemutusan antara pernyataan dependen dan independen, seperti dalam “siapa yang dulu bekerja dengan ayahnya, saya memperkenalkannya kepada Jamie.” Tidak ada lagi hubungan logis antara kedua pemikiran ini. Pernyataan “siapa” dibaca sebagai pertanyaan, meskipun tidak ada tanda tanya, dan pernyataan “saya” tidak menjawab pertanyaan.