Perilaku antisosial umumnya dapat dicirikan sebagai kurangnya kepatuhan terhadap adat istiadat dan standar sosial yang memungkinkan anggota masyarakat untuk hidup berdampingan secara damai. Banyak orang yang menunjukkan perilaku seperti ini mungkin tampak menawan, tetapi sering kali merugikan orang lain dan menunjukkan sedikit penyesalan atas tindakan mereka. Perilaku antisosial dapat menjadi bagian dari gangguan perilaku yang lebih besar, atau gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian antisosial, dan terlihat pada pria lebih sering daripada wanita.
karakteristik
Seseorang yang menunjukkan perilaku antisosial mungkin tampak karismatik dan terbuka pada awalnya, tetapi ini dapat menyembunyikan fakta bahwa orang seperti itu cenderung sangat egois dan egois. Kurangnya perhatian seseorang terhadap pendapat orang lain dapat tampak membebaskan orang lain yang mungkin merasa terjebak dalam peran masyarakat. Namun, aktivitas yang disarankan oleh seseorang dengan gangguan perilaku yang pada awalnya tampak berani dan menyenangkan dapat segera menjadi berbahaya atau tidak memikirkan kesejahteraan orang lain. Orang dengan kepribadian antisosial juga lebih cenderung menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan.
Perilaku antisosial sering kali mencakup permusuhan dan agresi, yang dapat berbentuk kekerasan verbal atau fisik. Beberapa orang mungkin dengan marah menolak untuk mengikuti aturan suatu situasi, atau secara aktif menentang otoritas orang tua, guru, atau majikan. Baik anak-anak maupun orang dewasa dapat berbohong dan mencuri untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau hanya untuk menyakiti orang lain.
Global
Orang-orang dari segala usia dapat menunjukkan perilaku antisosial. Ketika anak-anak menunjukkan perilaku ini, biasanya disebut sebagai “gangguan perilaku.” Para peneliti telah menghubungkan faktor-faktor tertentu untuk melakukan gangguan pada anak-anak, menemukan baik komponen lingkungan dan genetik. Sementara faktor genetik belum dipahami dengan baik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa varian spesifik dari gen yang mengangkut serotonin mungkin merupakan prediktor kemungkinan perilaku antisosial pada anak-anak. Selain itu, kepribadian dan temperamen anak dapat mempengaruhi bagaimana dia bereaksi terhadap lingkungannya, seperti halnya kondisi seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau depresi.
Anak-anak dengan gangguan perilaku sering menjadi korban pelecehan atau terpapar lingkungan di mana hukuman yang keras sering terjadi. Banyak dari anak-anak ini tumbuh dengan orang tua yang perilaku tidak konsistennya berkisar dari keringanan hukuman yang berlebihan hingga hukuman yang berlebihan. Ketidakkonsistenan seperti itu dapat menyebabkan seorang anak tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap situasi yang menantang, menyebabkan dia menjadi marah dan menyerang ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Anak dari orang tua dengan gangguan kepribadian antisosial dapat belajar melalui contoh bahwa agresi dan mengabaikan kebutuhan orang lain adalah perilaku normal.
Menurut penelitian, gangguan perilaku yang berkembang sebelum pubertas lebih mungkin berlanjut hingga dewasa, sementara seorang anak yang mengembangkan perilaku antisosial kemudian, pada atau setelah pubertas, memiliki peluang lebih besar untuk tidak melanjutkan perilaku tersebut hingga dewasa. Banyak remaja mengalami masalah perilaku selama masa pubertas, dan meskipun bisa parah, sebagian besar tumbuh dari masalah tersebut. Selain itu, semakin lama perilaku antisosial bertahan, semakin sulit untuk diubah. Kasus-kasus terburuk, seperti yang terlihat pada penjahat dewasa seperti pembunuh, biasanya dapat ditelusuri kembali ke gangguan perilaku sebelumnya sebagai anak-anak.
Gangguan Kepribadian
Pada orang dewasa, perilaku antisosial dapat menjadi bagian dari gangguan kepribadian yang lebih besar, terutama gangguan kepribadian antisosial. Seseorang dengan gangguan ini mungkin disebut sosiopat, meskipun istilah itu banyak digunakan untuk orang dengan bentuk yang sangat parah. Ini adalah penyakit mental kronis yang sering mencegah penderitanya membentuk hubungan yang sehat, menahan pekerjaan tetap, dan menghindari masalah hukum.
Gangguan kepribadian antisosial biasanya dikelompokkan dengan gangguan kepribadian lain yang terkait: ambang, histrionik, dan narsistik. Gangguan ini dihubungkan oleh pemikiran dan perilaku yang terlalu emosional atau dramatis. Beberapa ahli juga percaya bahwa gangguan kepribadian antisosial berkaitan erat dengan psikopati, di mana seseorang tidak memiliki empati sama sekali terhadap orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang dengan kepribadian psikopat tidak menunjukkan kecenderungan kekerasan yang sama seperti yang dilakukan banyak orang dengan perilaku antisosial.
Mengenali Perilaku Antisosial pada Anak
Anak-anak atau remaja dengan gangguan perilaku biasanya akan menunjukkan tiga atau lebih dari tanda-tanda berikut secara konsisten dalam ciri-ciri kepribadian mereka:
Berperilaku impulsif, tanpa berpikir membahayakan keselamatan dirinya sendiri dan orang lain.
Manipulatif, dan berbohong atau kontra melalui situasi.
Tidak mengikuti aturan, dan senang melanggar hukum.
Meminjam uang tanpa niat untuk mengembalikannya.
Mencuri.
Terlalu agresif, sering berkelahi.
Bersedia untuk menyakiti orang lain secara emosional atau fisik tanpa menunjukkan penyesalan.
Arogan dan terlalu percaya diri.
Suka menyalakan api.
Apakah kejam terhadap binatang.
Pengobatan
Perilaku antisosial pada orang dewasa tidak mudah diobati dengan psikoterapi atau pengobatan, dan mungkin sulit untuk memotivasi orang dewasa untuk berubah. Namun, anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda gangguan perilaku seringkali dapat diobati, terutama jika perilaku tersebut diidentifikasi sejak dini. Terapi perilaku kognitif dapat membantu anak-anak dan remaja mengubah penalaran moral mereka, belajar empati, dan mengatasi frustrasi dengan cara yang positif. Semakin lama perilaku antisosial dibiarkan berlanjut, semakin sulit untuk diobati.