Apa itu Perikardium Parietal?

Setiap otot di dalam tubuh memiliki lapisan tipis di atasnya untuk menjaga agar serat otot yang sama tetap berkelompok dan melindunginya dari bahaya. Jantung memiliki dua perisai pertahanan yang terpisah, epikardium dan perikardium. Perikardium, selubung seperti kantung memiliki dua lapisan terpisah dan bertanggung jawab untuk melindungi otot jantung sambil memberikan pelumasan yang diperlukan agar jantung bekerja dengan baik. Perikardium parietal adalah lapisan terdalam dari kantong pelindung ini.

Lapisan luar perikardium berserat, mengandung campuran jaringan ikat longgar dan padat yang bertindak seperti “lem” untuk menahan jantung di tempatnya. Lapisan ini juga menawarkan lapisan tipis untuk mempertahankan jantung dari serangan asing. Perikardium berserat juga menghambat jantung dari meluap dengan darah. Lembaran ini terletak pada kontak langsung dengan lapisan kedua, atau serosa. Lapisan serosa adalah tempat perikardium parietal berada.

Tingkat serosa kantung perikardial, pada kenyataannya, adalah dua lapisan yang berbeda, perikardium viseral dan parietal. Perikardium viseral adalah lapisan terluar yang sebenarnya bersatu dengan epikardium, lapisan tipis yang menutupi perikardium. Perikardium parietal pada dasarnya menyatu dengan jaringan fibrosa luar atau lapisan di area tertentu.

Penggabungan ini terjadi di mana aorta, arteri terbesar di tubuh, bersama dengan batang paru meninggalkan jantung untuk mengirimkan darah beroksigen ke tubuh. Ikatan lapisan juga terjadi di mana vena cava superior dan inferior, vena yang mengembalikan darah terdeoksigenasi kembali ke jantung memasuki otot jantung. Namun, ada ruang kecil antara perikardium viseral dan parietal, yang disebut ruang potensial. Ruang potensial adalah celah kecil yang diisi dengan zat yang disebut cairan perikardial. Cairan ini membantu melumasi lapisan pelindung yang berbeda sehingga jantung dapat berfungsi dengan baik.

Ketika masalah muncul di dalam perikardium parietal, seperti peradangan atau pembengkakan yang disebut sebagai perikarditis, hal itu dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada atau masalah tekanan, kelelahan dan kecemasan. Dalam kasus yang parah di mana ada penumpukan cairan di dalam perikardium, yang disebut efusi perikardial, suatu kondisi yang disebut tamponade jantung dapat terjadi. Hal ini dapat mengganggu ritme normal jantung dan tanpa penanganan yang tepat, termasuk pembuangan kelebihan cairan, jantung tidak akan mampu memompa darah secara efektif. Efek samping lain dari kondisi ini adalah runtuhnya jaringan pembuluh darah, pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk pengangkutan darah.