Apa itu Perban Lutut?

Taping lutut adalah prosedur yang digunakan ketika ada kebutuhan untuk melindungi patela, atau tempurung lutut, dari mempertahankan beberapa jenis cedera. Taping bisa terjadi karena masalah yang sudah ada sebelumnya yang memberi tekanan pada tempurung lutut, seperti ketegangan pada tendon dan otot di sekitar patela, atau sebagai sarana untuk membatasi gerakan jika tempurung lutut mulai bergerak dengan pola yang tidak biasa saat berjalan atau berlari. Atlet serta orang-orang yang hidup menetap dapat menggunakan plester lutut untuk membantu membatasi kerusakan pada sendi lutut.

Sebelum seorang dokter akan mulai merekam lutut, dia biasanya akan melakukan apa yang dikenal sebagai pelacakan. Pada dasarnya, pelacakan adalah proses yang memungkinkan pasien untuk menjalani serangkaian latihan menekuk dan meluruskan sementara dokter mengamati gerakan lutut itu sendiri. Ini dapat memungkinkan untuk menentukan apa yang terjadi ketika pasien mulai merasakan sakit. Jika dokter memperhatikan bahwa tendon tampak meradang atau bahwa tempurung lutut bergerak ke posisi yang canggung selama menekuk dan meregangkan, itu merupakan indikasi bahwa plester lutut kemungkinan merupakan ide yang baik.

Teknik menempelkan lutut sedikit lebih komprehensif daripada sekadar mengambil perban dan mulai membungkusnya di sekitar tempurung lutut. Sebenarnya, ada dua jenis selotip lutut yang digunakan dalam prosedur ini. Setiap jenis plester menyediakan fungsi khusus yang memungkinkan pasien bergerak dengan relatif bebas tanpa mengalami banyak rasa sakit.

Untuk merekatkan lutut, mulailah dengan mencukur tempurung lutut dan area di sekitar lutut. Ini akan mencegah setiap menarik atau mencubit rambut saat perban dipakai. Mencukur juga memberikan permukaan yang halus pada plester lutut yang memungkinkan plester menempel dengan benar dan menjaga pembungkusnya tetap di tempatnya sepanjang hari.

Setelah lutut dicukur, lanjutkan pengecatan lutut dengan mengoleskan selapis selotip putih pada sendi lutut. Pita ini akan menempel pada kulit dan membantu meminimalkan gerakan tidak normal pada tempurung lutut, serta mengurangi tekanan akibat tendon yang meradang dan otot di sekitarnya. Untuk menyelesaikan rekaman lutut, tempelkan selotip cokelat ke area tersebut. Pita ini meregang dan juga memiliki beberapa kualitas perekat yang juga akan mendukung membatasi pergerakan tempurung lutut.

Ketika penempelan lutut dilakukan dengan benar, pasien akan mulai merasakan penurunan rasa sakit dalam beberapa saat. Perban harus cukup kencang untuk memberikan dukungan, tetapi tidak terlalu ketat untuk mengiritasi kulit atau membuat tekanan yang tidak nyaman pada tempurung lutut itu sendiri. Terapis fisik dapat mengajari pasien cara melakukan taping lutut dengan cepat dan efisien, sehingga memungkinkan untuk tetap melatih lutut dan pulih dari waktu ke waktu.