Peptida adalah molekul organik di mana beberapa asam amino dihubungkan oleh ikatan peptida. Setiap asam amino memiliki rantai samping yang berbeda. Semua asam amino terdiri dari gugus amino, yaitu NH2, dan gugus karboksilat, yaitu COOH. Ketika kelompok-kelompok ini bereaksi, mereka membuat ikatan peptida. Ketika dilakukan secara kimia di luar sel, peptida dikenal sebagai peptida sintetis.
Dipeptida mengandung dua asam amino dan memiliki satu ikatan peptida, sedangkan tripeptida memiliki tiga asam amino dan dua ikatan peptida. Konvensinya adalah bahwa rantai asam amino hingga 50 asam amino dikenal sebagai peptida, sedangkan yang lebih panjang dikenal sebagai protein. Perbedaan utama dalam membuat peptida sintetik adalah bahwa asam amino ditambahkan dari gugus karboksilat ke depan. Dalam sel, ribosom mulai mensintesis peptida dengan gugus amino.
Metode yang paling umum untuk membuat peptida sintetik adalah dengan menggunakan sintesis peptida fase padat. Hal ini memungkinkan pembentukan peptida sintetis yang tidak akan terjadi di alam, seperti yang mengandung asam amino tidak alami. Dengan metode ini, rantai peptida diimobilisasi pada manik-manik berpori. Asam amino diperlakukan dengan gugus pelindung Fmoc atau Boc untuk melindunginya dari reaksi yang tidak diinginkan.
Peptida mengalami siklus berulang kopling dan deproteksi. Ketika tidak terlindungi, peptida yang terikat pada fase padat memiliki gugus terminal amino bebas yang digabungkan dengan unit asam amino yang dilindungi nitrogen. Kemudian unit ini dideproteksi dan selanjutnya dapat bereaksi untuk mengikat asam amino lain. Setelah peptida selesai, peptida dipisahkan dari resin dan dimurnikan dengan HPLC fase terbalik. Proses pembuatan peptida sintetis dapat dikontrakkan ke sejumlah perusahaan.
Sintesis peptida dilakukan untuk berbagai tujuan penelitian. Beberapa peneliti ingin memverifikasi bahwa mereka telah menentukan dengan benar struktur peptida yang terjadi secara alami. Yang lain melakukan studi struktur/fungsi pada protein dan peptida yang aktif secara biologis. Peptida tersebut termasuk hormon dan sejumlah racun. Seringkali peptida sintetik digunakan sebagai probe untuk mempelajari bagian aktif dari molekul protein.
Peptida berperan penting dalam spektrometri massa dalam membantu mengidentifikasi apakah seorang peneliti telah mengisolasi protein tertentu. Setiap protein terurai menjadi pola peptida unik yang dapat dideteksi dengan spektrometri massa. Proses pembuatan antibodi terhadap protein pada hewan menjadi lebih mudah dengan munculnya sintesis peptida. Seseorang tidak perlu susah payah memurnikan protein dan menggunakannya untuk menghasilkan antibodi. Seseorang dapat mensintesis peptida menjadi fragmen protein dan kemudian menggunakan peptida itu sebagai sumber antibodi.
Area penelitian yang sangat aktif tentang peptida sintetik melibatkan pengembangan teknik terapi baru, seperti vaksin baru. Sintesis peptida digunakan untuk menghasilkan perpustakaan peptida untuk menyaring sifat biologisnya. Peptida penembus sel telah dikembangkan yang dapat memasukkan berbagai faktor ke dalam sel, termasuk peptida, protein, dan bahan penyusun DNA. Teknik tersebut memiliki potensi besar sebagai sistem penghantaran obat.