Apa itu Penyelesaian Sengketa Informal?

Penyelesaian sengketa informal adalah proses yang dapat dilakukan oleh para penggugat dan calon penggugat untuk menghindari proses hukum. Pihak-pihak yang berkonflik bertemu dengan pihak ketiga yang memfasilitasi diskusi dan negosiasi sehingga para pihak dapat mencapai resolusi, atau mereka bernegosiasi sendiri. Jenis penyelesaian ini sering disebut sebagai penyelesaian sengketa alternatif, dan seringkali lebih murah untuk menyelesaikan konflik dengan cara ini daripada melalui gugatan perdata. Beberapa pengadilan dan peraturan daerah mengamanatkan agar para pihak melalui proses penyelesaian sengketa informal sebelum pengadilan untuk mencapai penyelesaian. Sistem pengadilan mungkin memiliki kantor yang didedikasikan untuk penyelesaian sengketa alternatif, dan jika tidak, para pihak sering kali harus mencari pihak ketiga swasta.

Individu sering memilih penyelesaian sengketa informasional karena prosesnya jauh lebih cepat daripada proses hukum. Sebuah kasus pengadilan mungkin memakan waktu lebih dari satu tahun, sedangkan penyelesaian sengketa alternatif mungkin memakan waktu satu atau dua bulan. Alasan lain mengapa begitu populer adalah bahwa para pihak merasa seolah-olah mereka memiliki kendali lebih besar atas hasilnya. Daripada menyerahkan kepada juri untuk memutuskan siapa yang kredibel atau bukti apa yang masuk akal, para pihak sering kali memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan ketika mereka menghindari proses hukum. Perjanjian tertulis sering dibuat pada penutupan penyelesaian sengketa informasi dan dapat diajukan ke pengadilan untuk menjadikannya perintah yang mengikat atas persetujuan hakim.

Mediasi adalah bentuk umum dari penyelesaian sengketa informal. Mediator tidak membuat keputusan untuk para pihak atau memutuskan kasus. Tugas mediator seringkali adalah mengidentifikasi apa yang diinginkan kedua belah pihak dan membantu mereka mencapai solusi menang-menang. Misalnya, dalam perselisihan dealer mobil, perwakilan dealer dan konsumen dapat bekerja sama dengan mediator untuk menyelesaikan kerugian finansial yang diderita kedua belah pihak. Konsumen mungkin atau mungkin tidak mengajukan gugatan, dan beberapa yurisdiksi mengharuskan para pihak menghadiri mediasi dalam kasus tersebut.

Ketika para pihak tidak membutuhkan bantuan dari pihak ketiga yang tidak memihak, mereka seringkali dapat mencapai kesepakatan melalui negosiasi. Mencapai kesepakatan dengan cara ini merupakan bentuk penyelesaian sengketa secara informal, karena para pihak mampu menyelesaikan konfliknya di luar sistem pengadilan. Beberapa hakim selama persidangan akan mendorong para pihak untuk bertemu dan mencoba merundingkan penyelesaian, dan dalam beberapa kasus para pihak dapat melakukannya. Dalam kasus lain, individu menghindari proses hukum sama sekali dengan merundingkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.