Apa itu Penjahat Perang?

Penjahat perang adalah seseorang yang telah dihukum karena kejahatan perang, kejahatan yang melanggar perjanjian internasional dan aturan keterlibatan selama periode perang. Biasanya, penjahat perang dituntut oleh pengadilan pihak ketiga atau melalui pengadilan dan konvensi yang dibentuk secara khusus di negara asal mereka. Beberapa penjahat perang terkenal termasuk Slobodon Milosevic, Hideki Tojo, dan Saddam Hussein. Sayangnya bagi para korbannya, banyak penjahat perang yang berhasil menghindari keadilan.

Definisi “kejahatan perang” agak kabur, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam upaya untuk mengadili tersangka penjahat perang. Pada dasarnya, kejahatan perang adalah kejahatan yang dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap kesepakatan seperti Konvensi Jenewa, yang seharusnya menjamin perlakuan manusiawi terhadap tawanan perang dan mengatur berbagai aturan perilaku lainnya selama periode perang. Kejahatan perang lainnya melanggar kesepakatan dan konvensi yang lebih umum; seorang penjahat perang mungkin melakukan genosida, misalnya, atau memaksa anak-anak untuk menjadi tentara di pasukannya. Baik anggota militer maupun warga sipil dapat dituntut atas kejahatan perang.

Salah satu pengadilan paling terkemuka yang terlibat dalam penuntutan penjahat perang adalah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), di Den Haag, Belanda. ICC dibentuk pada tahun 2002 sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran internasional tentang kejahatan perang; menurut hukum, hanya dapat mengadili kejahatan yang telah dilakukan setelah 1 Juli 2002 dan hanya dapat memimpin kasus sebagai pengadilan pilihan terakhir. Kejahatan yang dapat dituntut oleh ICC juga sangat terbatas, untuk memastikan bahwa pengadilan tidak menyalahgunakan wewenangnya.

Investigasi yang tepat terhadap aktivitas seorang tertuduh penjahat perang bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Beberapa penjahat perang adalah anggota aktif dari pemerintah mereka, dan selama periode di mana kejahatan yang bersangkutan dilakukan, penjahat perang mungkin mendapat dukungan dari pemerintahnya. Ini sering berarti bahwa tindakan penjahat perang disembunyikan dan ditutup-tutupi dengan baik, sehingga sangat sulit untuk membangun sebuah kasus. Kesaksian dari para korban dapat menjadi alat yang sangat berguna, seperti halnya pemeriksaan forensik terhadap kuburan massal dan tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat kegiatan kriminal.

Seorang penjahat perang dapat dihukum karena “kejahatan terhadap kemanusiaan” seperti genosida, bersama dengan kejahatan agresi dan kegagalan untuk mengikuti protokol militer yang ditetapkan. Seperti yang bisa dibayangkan, hukuman bagi penjahat perang bervariasi, tergantung pada jenis dan besarnya kejahatan yang mereka lakukan. Banyak negara telah membentuk pengadilan khusus untuk tujuan menyelidiki dan menuntut penjahat perang setelah periode perang yang berkepanjangan, terutama perang saudara.