Pengetahuan cuaca dimulai sebagai sarana untuk memprediksi cuaca jauh sebelum metode teknologi canggih tersedia. Orang sering mengandalkan alam untuk acara cuaca mendatang. Cuaca berkaitan dengan kondisi atmosfer selama waktu dan tempat tertentu; sedangkan lore adalah seperangkat kepercayaan tradisional, seperti cerita rakyat, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Pengetahuan cuaca menggabungkan perubahan lingkungan dengan cerita atau ucapan lama. Meskipun benar bahwa banyak dari kisah-kisah ini mungkin tidak memiliki dasar ilmiah, beberapa di antaranya dapat dan memang secara akurat memprediksi cuaca.
“Langit merah di malam hari, kesenangan pelaut. Langit merah di pagi hari, peringatan pelaut.” Pepatah pengetahuan cuaca populer ini melibatkan membaca langit untuk petunjuk prediksi cuaca. Pelaut sering membaca langit, termasuk bintang-bintang, untuk memprediksi perjalanan yang aman melintasi lautan. “Ketika bintang-bintang mulai berkerumun, bumi akan segera menjadi genangan air.” Pola langit dapat mencakup apa saja mulai dari mempelajari warna langit dan tanda-tanda astrologi hingga formasi awan dan pergerakan angin.
Awan terbentuk oleh kelembaban; oleh karena itu, banyak awan, terutama yang menjulang tinggi di langit, biasanya menandakan hujan. “Ketika awan muncul seperti batu dan menara, bumi akan sering diguyur hujan.” Angin dapat menandakan kondisi cuaca seperti yang dikatakan oleh pengetahuan cuaca ini, “Ketika angin bertiup dari timur, itu tidak cocok untuk manusia atau binatang.” Angin timur dikatakan mewakili kondisi yang buruk bila disertai dengan tekanan rendah. Angin barat, bagaimanapun, sering membawa cuaca yang menyenangkan.
Selain mempelajari pola langit, pengetahuan cuaca memanfaatkan perilaku yang tidak biasa dari tumbuhan dan hewan. Banyak tanaman, misalnya, dapat mengukur suhu, membuka dan menutup dedaunannya saat suhu naik dan turun. Kelembaban dan angin yang tinggi dapat menandakan akan turunnya hujan. Sebagai tanggapan, banyak pohon akan menggulung daunnya. “Ketika daun menunjukkan bagian bawahnya, pastikan hujan turun.” Bunga juga dapat melipat kelopaknya sebelum hujan untuk melindungi serbuk sari agar tidak terbawa.
Hewan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, memunculkan perilaku yang tidak biasa. Misalnya, gempa bumi yang akan datang menimbulkan perilaku aneh yang signifikan pada hewan, karena mereka merasakan getaran jauh sebelum manusia merasakannya. Hal ini dapat menyebabkan spesies tertentu berkumpul bersama atau menjadi lebih vokal. “Carilah hujan ketika burung gagak terbang rendah.” Pepatah ini mengacu pada datangnya hujan, yang ditandai dengan turunnya tekanan udara yang menyebabkan burung terbang lebih rendah ke tanah. Serangga juga bisa menjadi lebih aktif.
Penurunan tekanan barometrik tidak hanya mempengaruhi hewan. Banyak orang juga bisa merasakan awal perubahan cuaca. “Sakit persendian, cuaca hujan dipertaruhkan.” Pepatah pengetahuan cuaca ini menekankan fakta bahwa ketika tekanan udara turun, itu dapat mempengaruhi persendian. Akibatnya, persendian bisa menjadi pegal dan nyeri, terutama pada mereka yang menderita kondisi seperti radang sendi.