Apa itu Pengembalian Modal yang Disesuaikan dengan Risiko?

Pengembalian modal yang disesuaikan dengan risiko mengacu pada rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk menentukan efek interaksi antara risiko dan pengembalian nilai pemegang saham. Dengan kata lain, ini mengukur pengembalian investasi, dengan mempertimbangkan risiko investasi. Profesional keuangan menggunakan rasio untuk mengevaluasi proyek atau investasi yang memiliki tingkat risiko tinggi untuk jumlah modal yang terlibat. Rasio ini memungkinkan mereka untuk membandingkan investasi dengan profil risiko yang berbeda.

Konsep pengembalian modal yang disesuaikan dengan risiko pertama kali diperkenalkan ke industri jasa keuangan pada akhir 1970-an. Selama bertahun-tahun, penggunaan rasio telah menyebar, dan sebagian besar bank komersial dan beberapa rumah perdagangan sekarang menggunakan rasio atau variasinya. Perusahaan non-perbankan juga menggunakan rasio untuk mengukur dampak risiko kredit, pasar dan operasional.

Konsep di balik rasio sederhana: Semakin tinggi pengembalian proyek atas modal yang disesuaikan dengan risiko, semakin besar nilainya dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham. Secara matematis, dapat dinyatakan sebagai laba bersih dibagi modal yang disesuaikan dengan potensi kerugian maksimum. Rasio yang tinggi bisa karena return yang tinggi, modal yang rendah atau risiko yang rendah. Namun, menentukan risiko mana yang akan dimasukkan dalam perhitungan dan nilai pasti komponen dalam perhitungan melibatkan estimasi yang rumit. Angka-angka dalam perhitungan sering berfluktuasi dan sulit diprediksi, seperti saat mengukur nilai alpha dan beta saham.

Perusahaan yang berbeda dari sektor yang berbeda dapat memodifikasi pengembalian modal yang disesuaikan dengan risiko untuk memasukkan fitur unik masing-masing perusahaan, seperti model bisnis dan proyeksi arus kas. Manfaat lain dari rasio ini adalah dapat menggabungkan berbagai jenis risiko dalam satu kerangka kerja, sehingga manajer dapat lebih memahami bagaimana keterkaitan antara risiko yang berbeda mempengaruhi bottom line. Selain itu, rasio ini lebih berguna daripada laporan keuangan berbasis akuntansi, seperti neraca atau laporan laba rugi, karena rasio ini mempromosikan pandangan risiko dan pengembalian jangka panjang.

Untuk menggunakan rasio secara efektif, perusahaan membutuhkan departemen manajemen risiko yang memantau dan mengendalikan risiko yang dilakukan perusahaan. Manajer risiko mengumpulkan data risiko, menganalisisnya, dan mendiskusikan implikasinya dengan manajer bisnis. Perusahaan dapat menetapkan batas risiko yang bersedia diambil sehingga manajer risiko dapat bertindak cepat untuk mengurangi risiko ketika pengembalian modal yang disesuaikan dengan risiko turun di bawah batas.