Pendekatan kontingensi adalah bentuk manajemen bisnis di mana manajer tidak mengikuti aliran pemikiran tunggal. Sebaliknya, dia membiarkan situasi mendikte pilihan manajerial. Pendekatan kontingensi dapat menggabungkan unsur-unsur dari tiga aliran tradisional utama pemikiran manajemen. Ini adalah sekolah manajemen klasik, perilaku, dan ilmu manajemen.
Pendekatan kontingensi manajemen tidak boleh disalahpahami sebagai cara untuk menghindari penggunaan atau pengetahuan dari aliran manajemen tradisional. Manajer yang menggunakan pendekatan kontingensi harus mempelajari ketiga aliran pemikiran agar dapat menggunakan elemen-elemennya secara efektif untuk menanggapi situasi yang muncul. Gerakan lain yang lebih baru dalam manajemen juga dapat diintegrasikan ke dalam pendekatan kontingensi.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, aliran manajemen klasik berkembang. Sekolah ini mencakup dua bidang pemikiran: manajemen ilmiah, yang tidak boleh disamakan dengan sekolah ilmu manajemen yang berkembang kemudian, dan teori administrasi. Manajemen ilmiah berfokus pada produktivitas setiap pekerja. Ini menekankan spesialisasi pekerjaan, seleksi pekerja, dan pelatihan dan upah standar. Sedangkan teori administrasi berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan, menekankan otoritas, disiplin, dan kesatuan pemikiran dan misi.
Aliran pemikiran perilaku mengakui bahwa pekerja bukan hanya robot, tetapi orang yang memiliki pikiran, perasaan, dan kebutuhan. Sekolah ini menyatakan bahwa cara orang diperlakukan mempengaruhi kinerja. Menyadari kebutuhan karyawan dan menghargai karyawan untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik adalah bagian integral dari aliran pemikiran ini. Diasumsikan bahwa orang akan lebih mudah terpengaruh oleh tekanan dari rekan kerja mereka daripada oleh insentif atau hukuman manajemen.
Akhirnya, ilmu manajemen berkembang selama dan setelah Perang Dunia II. Sekolah manajemen ini menerapkan metode ilmiah untuk masalah yang dihadapi manajer di tempat kerja. Ini menekankan efisiensi dan menggunakan model matematika untuk menemukan solusi untuk masalah umum.
Masing-masing aliran klasik ini berasumsi bahwa adalah mungkin untuk menemukan satu cara terbaik untuk mengelola setiap dan semua jenis bisnis. Pendekatan kontingensi menolak ide ini. Ia menerima bahwa keseluruhan efektivitas gaya manajemen tidak bergantung pada mengikuti aliran pemikiran tertentu, tetapi pada seberapa baik tindakan yang dipilih sesuai dengan situasi yang dihadapi. Ketika memilih tindakan yang akan diambil, seorang manajer dapat mempertimbangkan kebutuhan perusahaan, keinginan klien, dan kemampuan serta temperamen karyawan.