Secara tradisional dikenakan oleh para imam dan uskup, stola imam adalah pakaian liturgis yang secara adat menunjukkan jabatan atau perintah pemakainya. Stola imam adalah jenis selendang atau selendang, mulai dari lebar 2 hingga 4 inci (5.08 hingga 10.16 cm) dan panjang dari 7 hingga 9 kaki (2.133 hingga 2.743 m). Stola paling sering dihiasi dengan salib yang ditempatkan bersama-sama, di seberang satu sama lain. Selain itu, beberapa denominasi menambahkan pinggiran hias di kedua ujung stola imam.
Kain yang awalnya digunakan untuk membuat stola imam konvensional adalah sutra atau linen. Kainnya adalah tenunan yang ketat dan sering kali sangat kaku untuk menciptakan penampilan yang lebih substansial. Antarmuka sering ditambahkan juga, untuk lebih mengurangi kerutan. Saat ini sejumlah jenis kain yang berbeda digunakan saat membuat pakaian liturgi ini.
Warna stola secara tradisional ditentukan oleh waktu tahun di mana mereka dipakai, dan jika mereka akan dikenakan dalam perayaan hari libur. Stola imam yang dikenakan dalam perayaan Natal dan Paskah dibuat dengan kain putih. Kain merah dipilih untuk dikenakan pada Jumat Agung, dan pada Minggu Palma dan Minggu Pentakosta. Violet digunakan untuk Prapaskah dan Adven, dan hitam — bukan ungu atau ungu seperti yang diperkirakan banyak orang — dipilih jika pemakainya memimpin upacara pemakaman atau misa.
Meskipun paling sering dipakai oleh pria, wanita juga mengenakan selendang, selendang, atau stola sebagai penutup kepala dan/atau bahu selama kebaktian liturgi. Pakaian yang dikenakan oleh wanita cenderung dibuat dari bahan yang lebih tipis daripada yang dikenakan oleh pria, dan lebih sering dipakai untuk menutupi kepala daripada hanya bahu. Seringkali sutra ringan digunakan atau linen tipis atau pasmina. Sementara putih adalah warna pilihan yang umum, jenis stola ini hadir dalam berbagai warna dan pola. Panjang dan lebar stola ini juga sangat bervariasi.
Selain dipakai sebagai pakaian liturgi, stola telah lama menjadi mode, sejak zaman Romawi kuno. Dipakai oleh pria dan wanita, stola tidak hanya digunakan sebagai aksesori fesyen, tetapi juga untuk memberikan lapisan tambahan, untuk menambah kehangatan. Bentuk stola pendeta tradisional sering digunakan sebagai bentuk pola dasar untuk banyak stola, selendang, dan selendang yang modis.