Istilah “pencongkelan harga” digunakan dalam dua cara yang berbeda. Dalam penggunaan biasa, ini mengacu pada menaikkan harga barang atau jasa ke tingkat yang dianggap tidak adil. Ini juga merupakan istilah hukum di beberapa wilayah di dunia, di mana ada undang-undang yang melarang mengambil keuntungan dari konsumen ketika masa darurat telah diumumkan. Jenis penipuan harga ini dapat terjadi selama badai misalnya, ketika pemilik toko mungkin menaikkan harga persediaan darurat untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan.
Ketika orang menggunakan istilah itu dalam pengertian biasa, mereka biasanya bermaksud untuk menunjukkan bahwa harga di toko atau perusahaan tidak adil, dan bahwa itu mewakili keuntungan yang tidak masuk akal. Dalam sistem pasar bebas, tentu saja, tidak ada keuntungan yang “tidak masuk akal”, dan para pendukung kapitalisme pasar bebas menunjukkan bahwa menaikkan harga barang dalam permintaan tinggi hanyalah langkah bisnis yang cerdas. Konsumen biasanya merasa berbeda karena merekalah yang harus menanggung beban harga yang tinggi.
Orang mungkin menyadari bahwa harga tinggi sebenarnya masuk akal, jika mereka mempertimbangkan biaya produksi dan biaya overhead untuk bisnis yang menjual produk, tetapi mereka mungkin tetap menggerutu. Ini sangat umum terjadi pada periode inflasi ekonomi, ketika harga sering kali tampak tidak terkendali, dan mungkin terasa seperti perusahaan mencongkel harga. Faktanya, banyak perusahaan sangat menderita selama periode inflasi karena mereka berjuang untuk menjaga harga cukup rendah untuk mempertahankan pelanggan sambil tetap menghasilkan keuntungan dari barang-barang yang tiba-tiba menjadi jauh lebih mahal untuk diperoleh atau diproduksi.
Dalam pengertian hukum, mencongkel harga bisa menjadi masalah serius. Di negara-negara dengan undang-undang tentang penetapan harga, undang-undang biasanya menyatakan bahwa ketika keadaan darurat diumumkan, harga yang sangat tinggi dapat dianggap ilegal. Jika biaya mencongkel harga dapat dibuktikan, pelanggar biasanya didenda. Barang-barang seperti gas, makanan, es, dan persediaan darurat lainnya sangat rentan terhadap praktik ini, karena hampir semua orang membutuhkan persediaan ini, dan orang akan membayar berapa pun biayanya untuk mendapatkannya.
Di negara-negara dengan perlindungan yang mencongkel harga, sarana untuk melaporkan masalah biasanya tersedia melalui lembaga pemerintah. Formulir dapat diisi secara langsung atau di Internet, dan beberapa agensi juga memiliki hotline yang dapat dihubungi untuk melaporkan aktivitas yang berpotensi ilegal. Konsumen mungkin ingin menyadari bahwa sebagian besar perusahaan dapat membenarkan inflasi harga yang kecil dengan argumen bahwa mereka perlu memberikan pembayaran yang berbahaya bagi karyawan yang bekerja selama keadaan darurat, dan bahwa barang mungkin menjadi lebih mahal ketika dikirim atau diproduksi dalam krisis. Oleh karena itu, pencongkelan harga umumnya hanya dianggap serius ketika harga dinaikkan secara signifikan dan dirancang dengan jelas untuk mengambil keuntungan dari konsumen.