Apa itu Penangkapan DWI?

Ketika seseorang mengemudi dalam keadaan mabuk (DWI), ia biasanya mengoperasikan kendaraan bermotor setelah minum alkohol atau mengonsumsi zat yang mengubah pikiran, seperti obat-obatan terlarang atau obat resep tertentu. Banyak negara telah memberlakukan undang-undang yang melarang orang mengemudi jika mereka telah menggunakan obat-obatan ini atau jika mereka telah menelan alkohol dalam jumlah tertentu. Undang-undang ini biasanya menetapkan batas numerik berapa banyak yang bisa diminum seseorang. Jika seseorang melebihi batas hukum saat mengemudikan kendaraan, ia dapat dikenakan penangkapan DWI oleh petugas penegak hukum.

Di beberapa yurisdiksi, istilah DWI dapat dipertukarkan dengan istilah mengemudi di bawah pengaruh, atau DUI. Yurisdiksi lain membedakan kedua istilah tersebut. Di yurisdiksi tersebut, DUI biasanya mengacu pada pengoperasian kendaraan bermotor setelah mengonsumsi zat yang mengubah pikiran, seperti obat-obatan terlarang, sedangkan DWI mengacu pada mengemudi dalam keadaan mabuk.

Jika petugas penegak hukum memiliki alasan untuk meyakini bahwa seseorang mengemudi dalam keadaan mabuk, petugas tersebut dapat menarik orang tersebut untuk tujuan penangkapan DWI. Sebelum melakukan penangkapan, petugas biasanya memberikan tes ketenangan kepada pengemudi untuk mengetahui apakah pengemudi telah minum atau mengonsumsi zat yang mengubah pikiran. Sampel darah, urin, atau napas adalah jenis tes yang umum. Seorang petugas juga dapat meminta pengemudi untuk melakukan tes ketenangan di lapangan, yang mengevaluasi kemampuan koordinasi fisik pengemudi. Di banyak yurisdiksi, petugas dapat melakukan penangkapan DWI jika pengemudi menolak untuk mengikuti salah satu dari tes ini.

Jika pengemudi dinyatakan positif menggunakan alkohol atau narkoba, petugas biasanya melakukan penangkapan DWI dan menahan pengemudi tersebut. Pengemudi kemudian ditahan di kantor polisi sampai dia dapat dijemput oleh orang lain atau sampai sidang administrasi dapat diadakan. Di beberapa yurisdiksi, SIM sementara ditangguhkan dan mobilnya disita untuk jangka waktu tertentu. Setelah penangkapan DWI, pengemudi biasanya pergi ke pengadilan, di mana kasusnya ditinjau oleh hakim atau juri.

Penangkapan DWI dapat memiliki konsekuensi yang signifikan jika seseorang secara resmi dihukum karena DWI. Di sebagian besar yurisdiksi, DWI dianggap sebagai tindak pidana, dan hukuman menghasilkan catatan kriminal. Hukuman untuk DWI mungkin termasuk waktu penjara, layanan masyarakat, atau denda. Selain itu, beberapa pengemudi mungkin kehilangan SIM mereka untuk jangka waktu tertentu, dan mungkin diminta untuk berpartisipasi dalam program pendidikan pengemudi mabuk. Sebagai aturan umum, hukuman mengemudi dalam keadaan mabuk lebih berat bagi pengemudi yang memiliki beberapa penangkapan dan hukuman DWI.