Jantung yang membesar adalah jantung yang ukurannya bertambah besar. Sering disebut kardiomegali, itu bukan penyakit atau kelainan, tetapi gejala lain, biasanya serius, kondisi medial. Pembesaran jantung bisa menjadi kondisi sementara yang hilang dengan sendirinya, atau masalah kronis yang membutuhkan perhatian medial.
Sering kali tidak ada gejala pada jantung yang membesar. Ketika ada gejala, mereka bisa parah. Irama jantung yang tidak normal, juga disebut aritmia, adalah efek samping yang umum dari kardiomegali. Gejala lain mungkin peningkatan kesulitan bernapas, sesak napas dan serangan pusing. Batuk yang berlebihan juga bisa menjadi gejala. Gejala yang lebih parah termasuk nyeri dada yang parah, dan merasa pingsan atau pingsan. Ini juga bisa menjadi tanda serangan jantung, yang bisa terjadi karena pembesaran jantung.
Hati biasanya menjadi membesar karena ada tambahan tekanan yang diberikan padanya. Terkadang ini bisa menjadi kondisi sementara yang disebabkan oleh cedera, tetapi di lain waktu karena sesuatu yang lebih serius. Tekanan darah tinggi, penyakit katup jantung, gangguan tiroid, cacat jantung bawaan dan anemia adalah penyebab umum dari pembesaran jantung. Penyebab lainnya adalah kardiomipati, atau kelemahan otot jantung. Saat otot semakin melemah, otot dapat membesar sebagai upaya untuk mengimbanginya. Terkadang unsur yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan masalah jantung. Hemokromatosis, penumpukan zat besi dalam tubuh, adalah penyebab umum lain dari pembesaran jantung. Hal yang sama berlaku untuk amiloidosis, penumpukan protein di dalam jantung itu sendiri.
Dokter tidak dapat menentukan apakah seseorang mengalami pembesaran jantung dengan pemeriksaan dasar, artinya tes tambahan harus dilakukan untuk mengetahuinya. Paling sering mereka akan melakukan rontgen dada. Selain mengetahui apakah jantung membesar, rontgen dada dapat mengungkap kondisi lain yang mungkin menyebabkan pembesaran tersebut. Biasanya setelah x-ray tes tambahan akan dilakukan.
Pasien biasanya diberikan elektrokardiogram untuk memantau aktivitas listrik jantung serta ekokardiogram untuk menghasilkan dan menganalisis gambaran visual jantung. Pemindaian tomografi terkomputerisasi dan pencitraan resonansi magnetik, lebih sering disebut sebagai pemindaian CT dan MRI, terkadang juga digunakan untuk menentukan sifat kondisi jantung pasien. Tes darah juga dilakukan.
Setelah didiagnosis, mengoreksi pembesaran jantung dilakukan dengan mengobati kondisi mendasar yang menyebabkannya. Obat untuk memulihkan kekuatan jantung, menurunkan tekanan darah, atau menjaga kadar tiroid tetap terkendali dapat diresepkan, tergantung pada diagnosisnya. Terkadang operasi juga diperlukan. Alat pacu jantung dan katup jantung pengganti terkadang dapat memperbaiki kondisi medis yang terkait dengan pembesaran jantung.