Banyak pendidik umumnya menyesuaikan pelajaran mereka dengan tiga gaya belajar dasar: pembelajaran auditori, di mana siswa belajar paling baik dengan mendengar; pembelajaran kinestetik, di mana siswa belajar paling baik melalui aktivitas dan gerakan langsung; dan pembelajaran visual, di mana siswa belajar paling baik dengan melihat contoh dan menggunakan pengatur grafik. Setiap gaya belajar mengharuskan pelajaran disesuaikan secara signifikan atau sedikit untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda.
Seorang siswa belajar visual akan berkembang dalam situasi yang membutuhkan organisator grafis — yaitu, representasi visual dari topik atau ide. Misalnya, untuk mendeskripsikan konsep gaya apung — bagaimana benda mengapung — siswa pembelajaran visual akan dibantu dengan gambar perahu yang terapung di laut, disandingkan dengan gambar batu yang tenggelam ke dasar laut. Gambar membantu siswa belajar visual memproses konsep dengan cara yang paling sesuai dengan gaya belajarnya. Siswa akan memahami konsep lebih baik dengan gambar daripada jika, misalnya, definisi gaya apung hanya dibacakan dari sebuah teks. Grafik sederhana adalah yang terbaik, karena grafik yang lebih kompleks dapat membingungkan pelajar, atau menjebaknya dalam terlalu banyak informasi.
Grafik dan bagan adalah contoh pengatur grafik yang paling baik membantu siswa belajar visual. Saat memproses informasi, seorang siswa mungkin dapat memahami hubungan dan konsep dengan lebih baik jika dia dapat memplotnya pada grafik atau bagan, atau melihatnya dalam foto atau ilustrasi. Ketika berhadapan dengan sastra, seorang siswa belajar visual akan sangat terbantu dengan diagram plot, seperti piramida plot, yang menunjukkan aksi naik, klimaks cerita, dan aksi turun. Penyelenggara tersebut dapat membantu dengan retensi informasi, organisasi rincian, dan pemahaman teks-teks sederhana dan kompleks.
Mengidentifikasi siswa sebagai pembelajar visual adalah langkah pertama yang penting dalam mengenali metode untuk mengajar siswa tersebut secara efektif, tetapi ini bukan satu-satunya langkah. Jika seorang siswa termasuk dalam kategori pembelajar visual, guru sekarang mungkin memiliki seperangkat pedoman yang dengannya dia dapat mulai membantu siswa belajar, tetapi seperti halnya dengan kebanyakan metode belajar mengajar, guru harus mempertimbangkan bahwa setiap siswa berbeda dan akan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pengatur grafis adalah permulaan, tetapi dari sana, guru harus menentukan bagaimana membuat pengorganisasi grafis bekerja secara efektif untuk masing-masing siswa.