Perspektif dalam akuntansi untuk pembayaran sewa minimum berbeda antara lessee dan lessor. Dari sudut pandang penyewa, pembayaran tersebut dihitung untuk menentukan jumlah terendah yang harus dibayar untuk jangka waktu sewa. Namun, lessor perlu menentukan nilai sewa pada titik waktu tertentu, yang dilakukan dengan menambahkan dan mengurangkan faktor biaya lain untuk mencapai pembayaran sewa minimum. Menghitung jumlah minimum tersebut tidak selalu langsung bagi salah satu pihak, karena selain dari struktur pembayaran yang sebenarnya ada faktor biaya lain yang mungkin atau mungkin tidak ikut bermain. Beberapa dari biaya tersebut ditanggung oleh lessee, menggelembungkan pembayaran sewa minimum, sementara yang lain ditanggung oleh lessor, mengikis nilai sewa.
Pembayaran sewa tipikal dihitung dengan hanya membagi jumlah total yang harus dibayar untuk sewa di akhir kontrak, dengan jumlah total pembayaran yang harus dilakukan. Jumlah yang diperoleh, bagaimanapun, tidak akan memberikan representasi akurat dari pembayaran sewa minimum. Faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi penyewa adalah persyaratan kontrak tambahan, jaminan yang diberikan mengenai nilai properti dari properti sewaan pada akhir sewa, dan kompensasi tambahan yang diperlukan jika sewa tidak diperpanjang sesuai kesepakatan. Mempertimbangkan masing-masing faktor yang relevan ini dan mengetahui bagaimana lessee berencana untuk menggunakan opsi tersebut akan memungkinkan akuntan lessee untuk sampai pada angka yang akurat.
Di sisi lain, prinsip yang sama berlaku untuk lessor ketika menghitung nilai sewa pada titik waktu tertentu. Selain memastikan bagaimana lessee bermaksud untuk menggunakan opsi yang terkait dengan faktor biaya yang relevan, lessor juga perlu memperhitungkan semua biaya tambahan yang dikeluarkannya. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor tersebut mungkin termasuk pemeliharaan, asuransi atau bahkan pajak dalam beberapa kasus. Dengan mengurangkan faktor-faktor biaya tersebut, sambil menghitung kembali faktor-faktor yang ditanggung oleh lessee akan memungkinkan lessor untuk memperhitungkan pembayaran sewa minimum. Setelah itu, lessor dapat menggunakan ini sebagai titik awal untuk menentukan nilai pada titik tertentu selama sewa, dan kemudian menetapkan nilai tersebut untuk tujuan akuntansi.
Peraturan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) memberikan standar terdokumentasi yang harus diikuti dari kedua perspektif saat menghitung pembayaran sewa minimum. Mengikuti standar tersebut memastikan bahwa baik lessee maupun lessor mencapai nilai dengan menggunakan metodologi standar yang dipahami oleh semua akuntan dan manajer. Menentukan nilai sekarang, terlepas dari tujuannya, dapat berdampak besar pada akuntansi perusahaan secara keseluruhan. Melakukannya secara akurat membantu perusahaan untuk menghindari kesalahpahaman laporan keuangan atau salah mengartikan nilai wajar untuk kontrak sewa.