Pembakaran batu bata dirancang untuk menyelesaikan batu bata dan menghasilkan arang atau bahan lain yang diberi perlakuan panas. Tempat pembakaran batu bata harus dibangun untuk menahan suhu panas tinggi dan memiliki ketahanan yang kuat terhadap elemen luar ruangan. Ada berbagai desain untuk tungku pembakaran batu bata, jenis yang paling umum adalah model sarang lebah dan model lereng.
Model sarang lebah berdiameter melingkar dan ditutupi oleh atap kubah. Tempat pembakaran batu bata yang dirancang dengan cara sarang lebah umumnya dibangun menggunakan batu bata standar. Model-model ini dibangun seluruhnya di atas tanah, dan memiliki saluran masuk udara di sekeliling perimeter di permukaan tanah.
Model sarang lebah cukup mudah dibuat dan tidak memerlukan fondasi beton atau bahan bangunan yang rumit. Tempat pembakaran batu bata yang dirancang dengan cara ini biasanya tahan lama dan dapat bertahan selama beberapa tahun tanpa memerlukan perbaikan apa pun. Manipulasi tanah dan lansekap dalam jumlah yang wajar mungkin diperlukan sebelum memulai pembangunan tempat pembakaran sarang lebah.
Tempat pembakaran batu bata model lereng memiliki bentuk yang mirip dengan tempat pembakaran sarang lebah. Tungku model lereng memiliki penutup berbentuk kubah, tetapi sisi-sisinya umumnya terbenam di bawah tanah sehingga hanya atapnya yang terbuka. Pengapian terjadi di bagian atas kubah, dan biasanya hanya ada satu saluran masuk udara utama, di bawah tanah di tengah tungku.
Slope kiln biasanya dibangun di antara perbukitan atau lereng yang mengelilingi sisi-sisi kiln. Model ini juga memiliki beberapa cerobong asap untuk membantu mengontrol ventilasi. Karena penggunaan tanah berlebih, model lereng membutuhkan lebih sedikit batu bata untuk konstruksi, tetapi cerobong asap memerlukan pemasangan pita baja di kubah. Pita ini cenderung menimbulkan korosi dalam beberapa tahun dan akan membutuhkan perawatan rutin.
Tanah yang kaya dan lembab biasanya merupakan fondasi yang diperlukan untuk tanur lereng. Tanah liat atau berpasir dapat menyebabkan kiln retak dan akhirnya runtuh. Jika tanah sekitarnya cocok, konstruksi harus cukup mudah.
Kedua kiln beroperasi menggunakan bahan bakar pembakaran kayu. Keduanya melakukan fungsi dasar yang sama, memanaskan batu bata pada suhu yang sangat tinggi. Setelah batu bata dimasak selama beberapa jam, mereka menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama. Batu bata atau bahan jadi lainnya kemudian dipindahkan ke sisi pendinginan kiln di mana mereka selesai dan dikeluarkan.
Tempat pembakaran batu bata dapat mencapai suhu tinggi yang berbahaya dan harus berhati-hati saat beroperasi atau saat berada di sekitar struktur. Kiln yang dirancang dengan baik dapat dengan aman bertahan selama bertahun-tahun dan perawatannya relatif rendah. Namun, kiln umumnya membutuhkan pengawasan yang ketat.